Nonton Induk Gajah trailer di sini!
Artis Tika Panggabean berperan sebagai Mamak Uli di series Induk Gajah, memiliki karakter yang pushy terhadap anaknya, Iragita—menyuruhnya untuk cepat menikah dengan laki-laki keturunan Batak juga. Ciri khas Mamak Uli membuat Tika Panggabean sempat memiliki kesulitan, terutama berbicara dengan logat Batak. Namun, di sisi lain, Tika Panggabean akan memberikan pesan menarik dari sudut pandang orang tua yang sungguh bijak berikut ini!
Series Induk Gajah Prime Video merupakan kisah yang diadaptasi dari love-hate relationship antara Iragita Sembiring dan Mamaknya. Berasal dari cerita nyata Ira, MD Entertainment menggandeng Muhadkly Acho sebagai sutradara untuk menggarap cerita tersebut menjadi sebuah serial menggelitik penuh pesan mutiara.
Iragita Sembiring, diperankan oleh Marshanda, adalah seorang wanita yang terus menerus diteror oleh Mamaknya untuk cepat mendapatkan jodoh dan menikah dengan keturunan dan marga yang serupa, yaitu Batak. Tak hanya itu, Ira juga dipaksa untuk diet demi kelancaran mencari jodoh, hingga terjerumus dalam perjodohan yang direncanakan oleh Mamaknya.
Baca juga: Bentuk Kasih Sayang dengan Ibu menurut Cast Induk Gajah
Pesan Menarik dari Tika Panggabean sebagai Mamak Uli, Pasti Buat Kamu Tercengang!
Berperan sebagai seorang ibu yang berusaha memaksakan kehendaknya kepada anaknya, Tika Panggabean sharing seputar pengalamannya, mulai dari di-approach Muhadkly Acho hingga mendalami karakter sebagai seorang Mamak Uli. Simak interview spesial bersama artis Tika Panggabean, yuk!
Bagaimana awal mula bergabung di series Induk Gajah?
Tika Panggabean: “Awal mula sebenarnya Acho duluan yang menghubungi aku. Dia bilang dia punya sebuah cerita yang salah satu role-nya pas untuk diperankan sama aku, yaitu si Mamak Uli, seorang single mother dari satu orang anak yang namanya Ira.”
Bagaimana pengalaman disutradarai Muhadkly Acho?
Tika Panggabean: “Seneng banget. Jadi aku follow Acho di Instagram, terus aku selalu lihat dia sering bikin konten-konten yang lucu, kreatif, ekspresif banget. Aku juga salah satu penonton film-filmnya Acho. Waktu Acho ngajak aku main di series ini, aku kayak, “Hah, serius, nih, Cho?” Akhirnya kita ketemuan, ngobrol langsung. Acho meyakinkan kalau aku bisa. Setelah berjalan, menyenangkan ternyata. Acho itu orangnya detil, ya. Jadi dia tidak hanya membuat script dan mengarahkan kita, tapi membantu kita menginterpretasikan script. Kira-kira ekspresinya gini, cara ngomongnya gini, begitu.”
Bagaimana Tika Panggabean mendalami karakter sebagai Mamak Uli?
Tika Panggabean: “Justru ini lucu sekali karena aku belum menikah dan punya anak segede Ira, ya. Tapi kalau dipikir-pikir, kalau aku menikah dulu, pasti anaknya kurang lebih seumuran Ira, lah. Jadi, aku berusaha dengan membaca script-nya Acho, aku memasukkan tokoh Mamak Uli ke dalam diri aku. Selain itu, aku juga banyak bertanya pada Acho, Acho maunya seperti apa. Nah, menyamakan persepsi. Emang paling banyak ngobrolnya sama Acho selain membangun chemistry dengan Marshanda, ya, yang dalam hal ini adalah anakku.”
Apa pendapatmu tentang menikah di usia yang tepat?
Tika Panggabean: “Menikah di usia berapapun adalah pilihan. Satu, pilihan si orang itu dan dua, bagaimana jalan hidup yang sudah digariskan oleh Tuhan. Sebenarnya nggak jadi masalah. Menikah itu, kan, harusnya datang dari diri sendiri, menikah dengan orang yang dirasa tepat. Calonnya juga merasa dia adalah orang yang tepat. Sebaiknya, sih, nggak berasal dari omongan orang. Kalau orang ngomong gimana-gimana, ya, nggak usah dipikirin, kan, jalan hidup orang beda-beda. Jadi, sah-sah aja selama itu tidak menyakiti orang lain, diri sendiri, dan yang paling penting dirinya bahagia. Kalau dia bahagia dengan kondisinya, why not?
Apa hal yang ada di karaktermu, tapi berbanding terbalik dengan dirimu?
Tika Panggabean: “Mamak Uli itu orangnya pushy banget, ya, suka maksa, mau menang sendiri, suka nggak dengerin kata orang, terutama di sini anaknya, Ira. Semua yang dia lakukan harus dituruti sama Ira. Jujur, itu bertolak belakang sekali dengan Tika. Aku selalu membebaskan orang lain di sekitar aku untuk melakukan apapun—do whatever you want to do. Paling aku hanya memberikan pendapat, itupun sebisa mungkin kalau aku ditanya. Kalau aku nggak ditanya, aku diam aja, atau memberikan pendapat yang tipis-tipis, lah. Kebalikannya di situ. Aku orangnya nggak suka kalau maksa, nggak suka mempertahankan pendapat. Justru, aku selalu berusaha untuk mendengarkan pendapat orang lain, karena, kan, beda kepala, beda hati, beda juga output-nya.”
Baca juga: 5 Fakta Series Induk Gajah, Series Komedi berdasarkan Realita!
Bagaimana cara Tika Panggabean membangun chemistry dengan Marshanda?
Tika Panggabean: “Aku, sih, dari awal reading sering ngajakin Caca ngobrol. Menurut aku Caca adalah seorang pekerja seni yang sudah melalang-melintang, ya, apalagi di dunia akting. Jadi buat aku, justru dalam beberapa hal, Caca jauh lebih berpengalaman. Aku juga bercerita tentang banyak hal, tentang kehidupan, ketakutan kami dengan peran masing-masing. Jadi kurang lebih seperti itu. Buat aku, kalau yang udah-udah, biasanya kalau aku dapat lawan main yang adalah anakku, pasti from day one ketemu dia, aku langsung anggap dia anak aku. Sebisa mungkin langsung aku menyebut diri aku Mamak, menyebut dia (Marshanda) Ira, pakai nak gitu manggilnya. Jadi, menganggap dia anak aku, dan dia juga begitu.”
Jika kamu memiliki kerabat yang penampilannya cuek seperti Ira, what would you do?
Tika Panggabean: “Nggak masalah, aku pasti cuek aja. Seperti contohnya keluarga aku cuek aja. Ibu aku neat banget, dandan, orang-orang zaman dulu, deh. Kalau difoto, dia nggak mau pakai daster atau bajunya sembarangan. Tapi putri-putrinya cenderung tomboy dan cuek. Jadi, ketika lingkungan aku juga tidak menuntut apa-apa, aku juga tidak ingin menuntut apa-apa. Kalau ada yang cuek seperti Ira, kalau itu membuat dia happy dan percaya diri, ya, silakan aja. Paling aku sedikit concern ke masalah kesehatan. Misalnya aku bilang “Mau bergaya kayak apa silakan yang penting jaga kesehatan.” Karena itu modal utama kita menjalani hari-hari. Karena, aku juga dalam learning process untuk konsisten menjaga kesehatan.”
Baca juga: Baru! Serial Induk Gajah, dari Perjodohan Jadi Cinta Beneran!
Apakah kamu pernah memiliki pengalaman seperti Ira yang dipaksa mengubah penampilan?
Tika Panggabean: “Kebetulan enggak, sih, ya. Ibu aku sendiri nggak pernah maksa kami harus dandan gimana-gimana. Dia betul-betul demokratis, membiarkan aku berkembang sama diri aku sendiri. Paling yang selalu dia ingetin ke aku itu jaga kesehatan. Mungkin ibu aku sedikit cerewet kalau mau pergi resepsi, ke gereja, ya, mbok jangan cuek-cuek banget pakai sandal—pakaiannya yang sopan. Ya, standar, lah. Tapi, nggak pernah maksa gimana-gimana. Ibu aku asyik, banget, lah!”
Apa kesulitan Tika Panggabean dalam memerankan karakter sebagai Mamak Uli?
Tika Panggabean: “Ada beberapa dialog yang cukup panjang dan di sini aku harus berperan sebagai ibu-ibu yang dulunya masa kecil dan remajanya di kampung. Jadi, logatnya dibawa, walau tidak sekental orang yang tinggal di kampung, tapi, ya, namanya lahir, besar, jadi logat itu selalu terbawa, kan. Jadi itu yang kadang sulit, bahwa cara ngomongnya masih harus ada logat-logat Batak asli gitu. Susah-susah gampang memang, walau aku orang Batak asli, tapi aku lahir dan besar di Jakarta, jadi aku harus mengkonsistenkan itu.”
Apa hal yang didapat setelah memerankan karakter sebagai Mamak Uli?
Tika Panggabean: “Yang aku dapat adalah satu, memang orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Kadang-kadang dia keras sama anaknya, dia paksa, karena dia punya latar belakang yang berbeda. Tapi ternyata anak, kan, berkembang dari kecil menjadi remaja, dewasa, lalu ketika dia menjadi dewasa, dia menjadi manusia seutuhnya ibaratnya. Dia punya pilihan, cita-cita, impian yang tidak bisa terus menerus didikte oleh orang tuanya. Ini juga yang ingin disampaikan di series ini, bahwa kita orang tua punya ketakutan, tapi anak punya jalan hidupnya sendiri. Dia juga akan bertanggung jawab oleh pilihan-pilihannya. Jalan hidupnya sudah diatur. Mungkin kita orang tua perlu khawatir, menasehati iya, memaksakan jangan. Karena apapun pilihan yang dia pilih selama itu tidak bertentangan yang terlalu ekstrim, kalaupun ada kesalahan, dia akan belajar sebenarnya.”
Pesan yang sungguh membuat semua orang yang membaca pasti terenyuh, bukan begitu? Dari pesan yang disampaikan Tika Panggabean setelah memerankan karakter sebagai Mamak Uli di series Induk Gajah, dapat diambil pelajaran, nih.
Bahwa orang tua dan anak mungkin memiliki prinsip yang berbeda, tapi alangkah baiknya sebagai orang tua tidak selalu memaksakan kehendak si anak, sebab anak tentu punya pilihan dan jalan hidupnya masing-masing, toh, mereka akan terus berkembang. Kalau dari sisi anak, selalu hargai apa yang dipesan oleh orang tua, karena orang tua pasti punya niat baik terhadap dirimu!
Nah, itulah interview spesial bersama Tika Panggabean yang berperan sebagai Mamak Uli di series Induk Gajah. Nonton Induk Gajah season 1 di Prime Video sekarang juga sekaligus dengarkan original soundtrack-nya yang dinyanyikan oleh Pepita berjudul ‘Tides’ di seluruh digital streaming platform.
Follow akun media sosial MD Entertainment dan Induk Gajah agar tahu berita-berita up-to-date seputar series, yuk!
MD Entertainment (Production House)
Instagram: @mdentertainment_official
TikTok: @mdentertainmentofficial
Facebook: MD Entertainment
X: @MDPictures
YouTube: MD Entertainment
Induk Gajah (Series)
Instagram: @indukgajah