Saksikan official final trailer Ipar Adalah Maut di sini.
Sebelumnya, Hanung Bramantyo telah menceritakan tiga karakter utama dalam film Ipar Adalah Maut—Nisa, Aris, dan Rani. Bahkan, Hanung menyatakan alasan Rani selingkuh dengan kakak iparnya sendiri—yaitu karena berhubung Rani telah kehilangan sosok Ayah sejak kecil, sehingga Rani melihat sosok tersebut di hidupnya dalam wujud Mas Aris. Kali ini, sutradara Hanung Bramantyo akan membedah karakter Rani Ipar Adalah Maut, Nisa, Aris, Raya, Bu Asri, Pak Junedi, Manda, Rohmah, dan Bude Tin lebih dalam lagi di edisi interview spesial berikut ini.
Break the Character bersama Hanung Bramantyo: Rani Ipar Adalah Maut Mendapatkan Figur Ayah dari Mas Aris
Dalam cerita Ipar Adalah Maut, Nisa dan Rani adalah sepasang adik kakak yang telah kehilangan Ayah mereka. Teruntuk Rani, hal ini tentu berat, sebab ia ditinggal Ayahnya sejak masih kecil. Sehingga, mereka berdua harus rela kehilangan figur Ayah dan hanya tinggal bersama sang Ibu.
Ketika Nisa menemukan sosok laki-laki yang dewasa, taat agama, mencintai istri dan anaknya seperti Aris, Nisa merasa sangat bersyukur terhadap hal itu. Sosok suami yang diwujudkan Aris adalah suatu anugerah yang didambakan Nisa. Begitupun dengan Aris yang melihat Nisa sebagai istri yang nyaris sempurna dan paket lengkap untuk dirinya dan keluarga kecilnya.
Namun, keharmonisan Nisa dan Aris harus terpatahkan semenjak kehadiran Rani, adiknya Nisa. Lama-kelamaan, Rani menyukai Aris dalam diam. Hingga suatu ketika, kesempatan terbuka lebar untuk mereka berdua menjalin hubungan terlarang. Akhirnya, perselingkuhan yang terjadi antara Rani dengan kakak iparnya sendiri pun merembet pada kehancuran rumah tangga Aris dan Nisa.
Baca juga Davina Karamoy Kebawa Peran Rani Beres Syuting! Ipar Adalah Maut
Menurut Hanung Bramantyo selaku sutradara dalam film Ipar Adalah Maut, Rani melihat adanya sosok Ayah dalam diri Aris, sehingga memungkinkan sekali Rani untuk memiliki rasa cinta yang tak seharusnya kepada Aris.
Berikut Hanung Bramantyo akan break the character Rani Ipar Adalah Maut, Aris, Nisa, Raya, Pak Junedi, Rohmah, Bu Asri, Bude Tin, dan Manda secara lebih dalam dan seperti apa karakteristik yang dibangun Hanung dalam setiap karakter tersebut di film Ipar Adalah Maut.
“Karakter Nisa yang saya bangun di sini adalah seorang perempuan yang mandiri, terbiasa hidup yang jauh dari kedua orang tuanya, dan dia itu sebetulnya memiliki cita-cita ingin menghidupi dirinya. Dan, ketika dia bisa menghidupi dirinya, maka dia bisa menghidupi keluarga. Jadi, bukan sekadar perempuan yang penurut, tapi juga perempuan yang punya jiwa kemandirian.”
Baca juga Cerita tentang Ipar Adalah Maut: Aris di Mata Nisa Ternyata Begini
“Di sini, Aris saya membangunnya sebagai karakter yang dia adalah seorang yang lurus. Karena dia seorang pengajar, ya, dosen, dan mendapatkan beasiswa di Kanada. Dan dia mendapatkan beasiswanya itu dengan cara dia sendiri, bukan privilege keluarga—karena anak dosen, dekan, atau anak orang kaya—bukan. Jadi, dia mendapatkan beasiswa itu karena memang dia pekerja keras, seorang yang jujur, setia, tanggung jawab. Dan karena saking tanggung jawabnya, dia kemudian merasa bahwa tanggung jawab itu seperti terlalu berlebihan yang akhirnya kemudian melewati batas. Jadi, bukan karena dia punya intention untuk jahat, tapi karena situasi. Karena dia harus bertanggung jawab kepada adik iparnya; dan seolah-olah dia bertanggung jawab kepada istrinya; itu yang kemudian menjadi kelewatan.”
Baca juga Hanung Bramantyo Film: Ini Alasan Rani Selingkuh di Ipar Adalah Maut
“Rani di sini saya bangun karena di dalam skenario, dia sosok yang tidak pernah merasakan kehangatan dari seorang Ayah karena Ayah bagi Rani pada saat itu sudah tidak ada—sudah meninggal. Berbeda dengan Nisa, kalau Nisa sudah pernah mengenyam kehangatan Ayah, tapi Rani tidak; karena pada saat kecil, Ayah sudah meninggal. Oleh karena itu, di sini saya membangun karakter Rani—dia memiliki fatherless issue—jadi problem tidak punya Ayah. Sehingga ketika mendapatkan seorang laki-laki yang seperti Aris—sangat bertanggung jawab, melindungi—dia seperti terpantik rasa rindunya kepada kehadiran sosok Ayah. Akhirnya kemudian, muncul keinginan yang melampaui batas.”
“Bu Asri ini adalah seorang Ibu yang seperti kebanyakan Ibu yang kita kenal—Ibu yang selalu mencintai anak-anaknya; yang ketika kehilangan suaminya, dia berusaha untuk melindungi anak-anaknya. Saking dia kepengen melindungi anak-anaknya, maka kemudian terhadap Rani—yang Ibunya menganggap Rani masih seorang anak-anak, terus sifat dan karakternya kurang dewasa—dia kemudian khawatir bahwa ketika nanti jauh dari orang tua, keluar dari rumah dan ngekos sendiri di sebuah kota yang itu kota besar; dia khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena itu, kemudian Ibu punya inisiatif untuk menitipkan Rani kepada kakaknya yang sudah menikah.”
“Karakter Raya di sini dia sebagai seorang anak yang pintar, sensitif, dan aktif. dia memang berada di dalam sebuah keluarga yang saya ciptakan di sini keluarga yang hangat, Bapak Ibu sangat berkomunikasi yang baik sama dia, sehingga melahirkan sebuah karakter yang memang terbuka. Kalau ada apa-apa, si anak itu bisa dengan gampang untuk bicara. Karena ada juga anak yang represi dari keluarga akhirnya dia tidak bisa mengekspresikan dirinya. Tapi kalau di sini, Raya kebalikannya—Ibu Bapaknya sangat terbuka, cheerful, yang membuat dia bisa ngomong apapun. Jadi, ketika ada sesuatu yang ganjel di dia, dia langsung ngomong.”
“Karakter Manda di sini saya membangunnya sebagai seorang sahabat yang sangat helpful kepada Nisa. Sama-sama anak perantauan juga. Digambarkannya memang tidak spesifik dia berasal dari kota apa, tapi dia dari daerah Jawa Timur karena logatnya dari Jawa Timur. Kemudian, satu kota dengan Nisa, dan mereka survive bareng. Mereka klik dan menjadi best friend forever. Dan ketika terjadi satu hal yang mengguncang sahabatnya, maka yang dilakukan seorang sahabat, ya, melindungi. Dan apa yang diyakini sama Nisa, dibenci sama Nisa, itu juga diyakini dan dibenci sama Manda juga.”
Baca juga Hadits Ipar Adalah Maut Nyata, Hanung: “Ini Adalah Warning”
“Pak Junedi di sini saya menggambarkan memang seorang yang lucu, garing, lah. Dia berusaha sekali untuk melucu, tetapi pada akhirnya orang akan “apaan, sih?” Tapi, kegaringan itu dilakukan berulang-ulang, akhirnya secara tidak langsung jadi lucu. Tapi, dibalik kelucuan Pak Junedi, ada sesuatu hal yang pengen disampaikan kepada Aris. Meskipun dia sangat lucu dan garing, tapi dia punya sensitivitas—ketika melihat sesuatu yang tidak baik, maka kemudian dia akan menyampaikan itu; dan dia sampaikan pada temannya yaitu Aris. Meskipun kelucuan itu membuat Aris sedikit terganggu, tapi dia (Pak Junedi) orang yang tidak ragu untuk mengatakan itu. Dan ketika dia melihat sesuatu yang mengganjal, yang harus ditutup-tutupi, maka dia akan melakukan itu; dia mencoba untuk menutupi itu agar tidak terjadi keguncangan. Nah, itu adalah sikap yang mungkin salah, tapi oleh Pak Junedi dianggap bahwa ini harus ditutupi, dijaga, tetapi pada akhirnya ia harus ngomong kalau ini tidak baik.”
“Karakter kakaknya Aris, dia seorang kakak yang menyayangi adiknya dan seorang kakak yang dia itu sangat tahu adiknya punya kemauan apa, punya etika seperti apa, punya karakter seperti apa. Jadi, ketika Rohmah, kakaknya, melihat Aris seperti itu, dia bener-bener tidak menyangka sama sekali.”
“Bude Tin di sini saya bangun sebagai sebuah karakter yang membantu rumah tangga, tetapi sifatnya dia itu hanya part time, jadi tidak stiap hari ada di rumah itu. Jadi, dia hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang sengaja dibutuhkan oleh keluarga Aris dan Nisa secara part time.”
Itulah interview bersama Hanung Bramantyo membedah tiap karakter yang ada dalam film seperti Rani Ipar Adalah Maut, Nisa, Aris, Raya, Manda, Pak Junedi, Rohmah, dan Bude Tin. Selain lebih detil, para penonton dan pembaca jadi mengetahui alasan Rani memang berselingkuh dengan kakak iparnya—yaitu karena ia melihat sosok Ayah dalam diri Mas Aris—suatu hal yang tak pernah Rani dapatkan sejak kecil.
Tak hanya itu, ada juga penjabaran karakter Pak Junedi yang kelihatannya hanya melucu saja, tapi ternyata ia memegang kunci yang menuju kepada terbongkarnya hubungan terlarang antara Rani dan Aris. Mengetahui ini, Pak Junedi juga berusaha mengatakan pada Aris bahwa hal yang dilakukannya itu tidaklah baik.
Nonton pengkhianatan terbesar sepanjang masa—film Ipar Adalah Maut bersama orang tersayang. Dengarkan pula soundtrack Ipar Adalah Maut di seluruh digital streaming platform:
- ‘Tak Pantas’ dinyanyikan oleh Mytha Lestari.
- ‘Tak Selalu Memiliki’ dinyanyikan oleh Lyodra.
Serta, follow akun media sosial MD Pictures agar tahu berita up-to-date seputar film MD!
MD Pictures (Production House)
Instagram: @mdpictures_official
TikTok: @mdentertainmentofficial
Facebook: MD Pictures
X: @MDPictures
YouTube: MD Pictures
Ipar Adalah Maut (Movie)
Instagram: @iparadalahmautmovie