Saksikan official final trailer Ipar Adalah Maut di sini.
Meski dalam film Ipar Adalah Maut, terdapat tiga karakter utama yaitu Nisa, Aris, dan Rani, tapi tak menutup kemungkinan bahwa ada karakter lain yang sangat berpengaruh dalam film ini. Selain Pak Junedi yang memegang kunci menuju hubungan terlarang Aris dan Rani, Bu Asri, Manda, dan Raya merupakan tiga karakter Ipar Adalah Maut yang penting juga, lho.
Mereka menjadi jawaban dari banyak hal. Misalnya Bu Asri (Ibu Nisa dan Rani) yang pada awalnya khawatir berlebihan terhadap Rani yang akan kuliah dan tinggal di kos sendiri, sehingga menitipkan Rani kepada Nisa dan Aris. Namun, langkah yang diambil Bu Asri ini justru berdampak pada hubungan Aris dan Nisa, serta dengan Raya (anak Nisa dan Aris) dan Manda (sahabat Nisa).
Baca juga Ipar Adalah Maut Tayang di Brunei, Malaysia, dan Singapura!
Ternyata, 3 Karakter Ipar Adalah Maut Ini Sangat Penting: Bu Asri, Manda, Raya
Dalam cerita Ipar Adalah Maut, Bu Asri sebagai Ibu dari Nisa dan Rani merasa bahwa menitipkan Rani kepada kakaknya yang telah menikah merupakan hal wajar karena masih satu keluarga. Padahal, ini tidak diperbolehkan dalam agama Islam, seperti yang tertulis dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda “ipar adalah maut.” Artinya, sanak saudara tidak boleh tinggal serumah dengan keluarga yang sudah menikah, sebab dapat mendatangkan kehancuran.
Selain itu, jika kita melihat karakter Raya—anak Nisa dan Aris—sebagai seorang anak perempuan, tentu perasaannya akan lebih sensitif. Melihat orang tuanya bertengkar serta Ayahnya selingkuh dengan Tantenya sendiri pasti menciptakan luka yang mendalam. Hal ini telah dibahas oleh psikolog anak saat acara Talk Show Ipar Adalah Maut di CGV Grand Indonesia. Baca di sini.
Untuk karakter Manda sebagai sahabat Nisa, Manda ingin yang terbaik untuk Nisa, sehingga Manda berusaha memberitahu hal ini mungkin saja terjadi sejak awal. Namun, Nisa masih tidak mementingkan insting sebagai wanita, sehingga ia justru semakin terjerumus ke dalam lubang tak berujung. Pada akhirnya, Manda tetap memberikan dukungan emosional kepada Nisa agar Nisa bangkit lagi dan menata hidupnya kembali.
Nah, penasaran dengan para pemain film Ipar Adalah Maut yang memerankan tiga karakter penting ini? Simak interview mereka berikut ini.
Dewi Irawan: “Di film Ipar Adalah Maut, saya berperan sebagai Bu Asri, Ibu dari Nisa dan Rani. Ibu Asri ini memang karakternya Ibu-ibu yang baik. Dan karena dia juga dulunya punya catering, jadi cukup gesit. Tapi sayangnya, setelah suaminya meninggal, jadi dia lebih ngurusin anak-anaknya aja.”
Devina Aureel: “Saya berperan sebagai Manda di film Ipar Adalah Maut. Manda itu karakternya easy-going, melengkapi Nisa. Bisa dibilang kalau Manda itu kebalikannya dari Nisa, pokoknya saling melengkapi. Dia, sih, baik, suka banget nabung, rajin banget ngampusnya, skripsi dikerjain sendiri nggak pakai joki—itulah Manda.”
Dewi Irawan: “Sejujurnya waktu diceritain secara ngobrol-ngobrol gitu, saya pikir, ah, ceritanya sinetron banget. Tapi begitu saya baca script-nya, itu gila, sih—terutama karakter-karakter seperti Nisa, Rani, Aris, Ibunya. Kalau kejadian ini terjadi pada siapapun, saya nggak ngebayangin; kalau perselingkuhannya sama orang lain masih, yah, sakit, tapi oke, lah; tapi ini selingkuhnya sama adik sendiri yang sedarah, nggak ngerti lagi mau ngapain. Ampun, jangan sampe, deh, terjadi!”
Devina Aureel: “Kesulitan memerankan karakter Manda adalah memendam amarah kepada Aris, karena Aris kurang ajar. Porsi marahnya Manda itu marah, tapi harus yang tetap di samping Nisa gitu, lho. Jadi, harus oke, sabar, karena yang ngalamin Nisa; Nisa itu tegar banget.”
Dewi Irawan: “Nisa dan Rani itu memang adik kakak yang solid sejak dulu. Dan dengan berjalannya waktu, ya, tetap sang Ibu menitipkan adiknya untuk tinggal bersama kakaknya. Dan begitulah drama kemudian terjadi.”
Baca juga Film Michelle Ziudith, Ipar Adalah Maut: Kena Mental Parah!
Alesha Fadillah: “Moa itu cantik, baik, abis itu manis. Kalau Tante Rani itu asyik, seru, cantik, bisa diajak main, terus baik. Dan Fa itu lucu, suka bikin orang ketawa, baik, dan penyayang.”
Devina Aureel: “Aku kenal Nisa itu dari kuliah udah bareng. Kita sama-sama buka toko roti bareng. Menurutku, dia orangnya ulet; dia bener-bener tahu apa yang dia mau dan beneran dicapai, bukan yang cuma rencana terus berhenti, enggak, tapi, bener dijalanin. Dia sangat sayang sekali dengan keluarganya. Fokus utamanya pasti keluarganya, selain Ibunya dan adiknya, suami dan anaknya juga jadi salah satu prioritas dia.”
Devina Aureel: “Scene yang aku suka sebagai Manda itu scene ending banget, waktu itu nganterin Raya sama Nisa ke pantai. Itu aku ngeliatnya bener-bener lega banget, karena aku merasa ini kemenangan untuk Nisa. Dan akhirnya she deserves to smile always and never be sad again, because you did nothing wrong, Nisa, don’t be sad, no no no no!”
Tiga karakter Ipar Adalah Maut ini memang memberikan pengaruh yang besar dalam cerita—Bu Asri, Manda, dan Raya. Mereka semua memiliki porsi masing-masing. Seperti misalnya Bu Asri yang menjadi sorotan dan acuan terhadap para orang tua di luar sana—bahwa tidak boleh menormalisasi menitipkan anak kepada keluarga yang telah menikah karena bukan muhrim dan dapat mendatangkan kehancuran.
Kalau kata Hanung Bramantyo selaku sutradara: lebih baik anak dikoskan daripada harus tinggal bersama keluarganya yang sudah menikah, tapi malah menciptakan masalah besar yang menghancurkan segalanya.
Kedua, Manda—sebagai sahabat Nisa yang selalu mendukungnya, memberitahu jika ada sesuatu yang dirasa mengganjal, dan tidak berhenti memberikan emotional support agar tetap menjalani hidup sebagaimana mestinya.
Ketiga, pertengkaran antara orang tua dapat memicu trauma kepada sang anak. Anak akan lebih peka terhadap perasaan kedua orang tuanya jika mereka tidak saling menunjukkan kebiasaan yang baik. Contohnya di film ini, Raya, yang mengetahui sesuatu yang buruk tengah terjadi di antara Fa dan Moa, sehingga ia seringkali bertanya mengapa Fa dan Moa menangis terus. Nah, pelajaran untuk pembaca serta penonton: jangan melakukan kesalahan yang berakibat fatal bagi tumbuh kembang dan pola pikir anak ke depannya.
Nonton pengkhianatan terbesar sepanjang masa—film Ipar Adalah Maut bersama orang tersayang. Dengarkan pula soundtrack Ipar Adalah Maut di seluruh digital streaming platform:
- ‘Tak Pantas’ dinyanyikan oleh Mytha Lestari.
- ‘Tak Selalu Memiliki’ dinyanyikan oleh Lyodra.
Serta, follow akun media sosial MD Pictures agar tahu berita up-to-date seputar film MD!
MD Pictures (Production House)
Instagram: @mdpictures_official
TikTok: @mdentertainmentofficial
Facebook: MD Pictures
X: @MDPictures
YouTube: MD Pictures
Ipar Adalah Maut (Movie)
Instagram: @iparadalahmautmovie