Saksikan official final trailer Ipar Adalah Maut di sini.
Jakarta, 24 Mei 2024—Press Conference perilisan official final trailer dan poster film Ipar Adalah Maut yang dihadiri oleh para pemain sekaligus media. Di acara ini, arti Ipar Adalah Maut semakin diperjelas dengan adanya final trailer dan poster, serta tanggal tayang yang ditetapkan pada 13 Juni 2024 di seluruh bioskop Indonesia. Setelah all cast beserta Manoj Punjabi selaku CEO dan produser film Ipar Adalah Maut menyaksikan final trailer, berikut tanggapan mereka serta sesi tanya jawab dari awak media.
Manoj Punjabi dan Semua Pemain Jelaskan Arti Ipar Adalah Maut di Press Conference Perilisan Official Final Trailer dan Poster
Manoj Punjabi: “Terima kasih sudah hadir di trailer dan poster launch. Kita siap tayang 13 Juni 2024 serentak di seluruh Indonesia. Dan 10 Juni, kita akan nonton bersama di Gala Premiere. Jadi, siap-siap kalau mau nonton filmnya 10 Juni. Dan juga saya sangat excited, seru, juga lagi nunggu film ini tayang, bagaimana hasil penonton dan semuanya. Thank you, everyone is brilliant, saya udah lihat puluhan kali filmnya, udah almost done. Saya masih ingat ceritanya ini di bulan Maret waktu saya diceritain ada konsep baru, kata-kata viral itu penting, true story sangat penting, judulnya Ipar Adalah Maut, wow. Jadi, tiga hal yang menarik bagi saya. Terus saya diceritain. Saya ingin langsung cepat kita ketemu, seminggu kemudian, akhirnya kita garap script dan hampir setahun lebih sudah siap tayang. Benar-benar ini express job, tapi bukan sesuatu yang kita buru-buru, meremehkan, enggak—proper hard work. Enam bulan intens, kita syuting Oktober, dan sekarang sudah siap tayang di bioskop. Saya sekali lagi puas dengan hasil ini. Dan juga partner saya, Hanung Bramantyo, dan he did a very a good job. And that’s it. Kita siap. Dan ini poster kita yang terakhir dan ketiga, ya. Yang pertama teaser, poster, dan the final poster. Dan tadi Anda juga saksikan trailer-nya, lagunya kemarin juga ada dua soundtrack, Lyodra, Mytha, Melly, Yovie—bayangkan lengkap dari segi paket di sini—nggak nanggung-nanggung. All cast saya kasih dua jempol.”
Baca juga: Kata Kata Ipar Adalah Maut: Alasan Eliza Sifa Pilih Judul Ini
Deva Mahenra: “Senang rasanya bisa meihat sama-sama untuk pertama kali. Keren posternya, mantap banget. Mudah-mudahan kita bisa segera bertemu. Senang rasanya bisa kembali berkolaborasi dengan teman-teman yang energinya luar biasa, terutama Mas Hanung—yang saya rasa kayak anak sekolah film yang lagi ngerjain film pertamanya waktu itu—jadi, energinya luar biasa banget. Dan itu mengisi kita sebagai pemain, sangat membangun untuk emosi, kemudian adegan demi adegan. Mudah-mudahan emosi apapun yang kita sampaikan bisa dirasakan oleh semua penonton.”
Michelle Ziudith: “Happy banget. Jujur ini juga kali pertama aku liat posternya. Kalau trailer udah sempat banyak yang tag di Instagram, jadi aku lihat sedikit-sedikit potongannya. Tapi, hari ini udah lihat trailer keseluruhannya dan aku ngerasa yang kedua ini favoritku. Cerita Ipar Adalah Maut ini udah semakin terbuka banyak hal dan bikin penasaran, rasa sakitnya juga bertambah. Aku harap yang ada di sini ngerasa lebih terbakar dibandingkan lihat trailer yang pertama. Aku nggak sabar bentar lagi tayang. Deg-degan. Pengen lihat reaksinya juga. Dan aku sendiri belum nonton sama sekali. Aku juga penasaran gimana, nih, Nisa versinya Michelle. Semoga banyak yang senang,”
Davina Karamoy: “Aku happy banget. Mungkin akhirnya trailer ini mulai ada penceritaan tentang Rani, ya. Dari Rani kecil udah ada di trailer ini. Aku suka banget sama trailer dan poster, walaupun semakin banyak hujatan, ya, ke Rani karena kelihatan Raninya yang paling happy di sini. Semoga semuanya suka dan mengambil hal positif dari film ini.”
Eliza Sifa: “Dimulai dengan Rani yang masih polos. Di situ, dilihatin polos dan udah kenal Aris, justru mereka berdua yang nantinya memunculkan drama baru. Jadi Ibu juga nyesek banget, apalagi jadi Nisa. Ini bukan sekadar film, tapi kisah nyata yang benar-benar ada dan harus di-highlight. Dan tujuannya aku angkat kisah ini juga pengen ngasih tahu ke semua orang kalau hal kaya gini, tuh, nyata, nggak cuman karangan, tapi nyata. Dan semoga dari kisah ini bisa jadi pelajaran, ya, untuk kita sebagai orang tua, keluarga—di mana Bude kita, kan, menormalisasi adik atau kakak tinggal sama keluarga—dan bisa, lho, hal ini terjadi. Ingin membuka mata masyarakat.”
Dewi Irawan: “Waktu pertama kali ditawarin, Mas Sanjay bilang ini viral. Sampai sekarang teman-teman saya bilang nggak mau nonton karena ini horor. Padahal enggak. Ini drama banget. Ini benar, sih, waktu reading ceritanya, aku makin baca makin, ya, ampun! Emang terjadi beneran gitu, ya. Ini nyesek banget Ibunya. Kesal banget waktu baca.”
Devina Aureel: “Posternya, kok, Rani bahagia sendiri? Kok kamu yang kelihatan paling bahagia? Ini, kan, keluarganya Mbakmu, gitu. Kok kamu ikut? Nyesek, ya, untuk Nisa, tapi aku kesal banget sama Aris. Kok bisa, ya?”
Adam Farrel: “Penasaran banget, sih, dari lihat trailer keduanya ini. Dan aku senang banget jadi bagian kecil dari Ipar Adalah Maut di sini. Emang nyakitin banget, ya. Bahkan aku yang sebagai cowok aja kayak kok, bisa, ya, ada orang kayak Mas Aris? Mungkin siap-siap Mas Aris dan Rani jadi public enemy!”
QnA (Tanya Jawab) Media kepada Para Pemain, Penulis Ipar Adalah Maut (Eliza Sifa), dan Manoj Punjabi tentang Arti Ipar Adalah Maut
Berikut ini pertanyaan dari media kepada pemain, penulis, serta sutradara Ipar Adalah Maut.
Pertanyaan 1:
- “Seperti apa rasanya setelah menuntaskan naskah? Apakah siap menjadi musuh besar Emak-Emak Indonesia?”
- “Untuk Michelle Ziudith, banyak yang bilang Nisa ini adalah korban. Jadi, dengan mudah dia akan mendapatkan hati penonton. Apa tantangan memerankan Nisa selama syuting?”
- “Untuk Manoj Punjabi, apakah Hanung Bramantyo pilihan pertama sebagai sutradara? Dan apa alasannya?”
Jawaban:
Deva Mahenra: “Perasaannya tentu lega banget setelah menuntaskan peran sebagai Aris. Banyak diskusi sama Mas Hanung. Itu salah satu obat penenang selama proses syutingnya berjalan. Karena bagaimana dampak karakter ini nanti, saya nggak mikirin seperti apa, tapi bagaimana karakter Aris ini bisa berjalan sebaik-baiknya. Makanya tiap hari diskusi. Sampai kadang beberapa kali dimarahin Mas Hanung karena selalu mencoba untuk ngasih opsi-opsi baru, terutama emosi-emosi yang coba ditampilkan oleh Aris—di mana posisi Aris sebagai kepala rumah tangga, Ayah, kakak ipar—namun, keluar dari aturan-aturan yang sudah semestinya. Dan terlebih lagi bangga bisa bekerja sama dengan cast-cast yang luar biasa. Dan senang bisa kembali bekerja sama dengan Mas Hanung karena dapat energinya kayak mahasiswa, menggebu-gebu pas kita lagi syuting. Itu sangat membantu sekali.”
Davina Karamoy: “Setelah menuntaskan skenario pertama kali, jujur, pastinya lega. Dan lebih banyak istighfar bacanya dari awal. Aku ngerasa nyesek yang udah nggak bisa dibayangin. Aku sebagai Rani memerankan karakter ini juga awalnya agak bingung gimana, ya, reference-nya. Gimana rasanya selingkuh sama suami kakak aku sendiri—yang kita dari kecil dekat banget, cewek-cewek—tiba-tiba harus bisa suka—seberapa tega, sih, Rani, kok, bisa-bisanya. Pastinya pada saat memerankan Rani, at first, ada keraguan—bisa nggak, ya—dan memaksimalkan karakter Rani. Kalau untuk mikirin netizen, aku juga nggak begitu mikir ke sana, cuman jadi lucu-lucuan aja. Karena, kan, dia benci sama Rani, bukan sama Davina. Justru makin hate makin bagus!”
Michelle Ziudith: “Sebenarnya sebelum syuting udah menangis-nangis duluan. Banyak perdebatan, pembicaraan panjang banget. Mungkin dua atau tiga bulan untuk benar-benar aku tahu Nisa itu ada di keadaan seperti apa, porsi marahnya seperti apa, bagaimana dia menghadapi keadaannya—sesuai skenario dan arahan Mas Hanung. Jadi, aku ngobrol sama Mas Hanung. Di akunya sendiri udah menjerit-jerit jauh sebelum aku syuting. Jadi, sudah sangat dalam.”
Manoj Punjabi: “Saya pilihan pertama pasti Mas Hanung. Saya pas dapat ini, udah tahu mau siapa. Hanung langsung bilang tertarik. Saya mau all out karena cerita kayak gini kadang suka diragukan. Tapi buat saya, ini memang ceritanya begini. Dan sama Mas Hanung, ada sejarah dari Ayat-Ayat Cinta, Surga, Habibie, dan sekarang benar-benar comeback di sini. Puas. udah kangen sama tipe yang drama religi. Saya udah jelas sekali maunya apa. Dari segi cerita ini saya sering tanya Eliza, ini cerita asli? Jadi, cerita asli ini menarik sekali bagi saya dan dramanya dari Hanung keluar. Dan ini script-nya 17 draft, Hanung bolak-balik sampai 27 draft total. It’s not a joke dan ini kita dalam waktu enam bulan. Saya udah tahu antara saya dan Mas Hanung chemistry-nya kayak apa. Argue di depan, di belakangnya yang kita dapat. Ada unsur tambahan yang bikin menarik sekali. Saya benar-benar setelah beberapa tahun comeback dengan ini, kayaknya puas banget.”
Pertanyaan 2:
- “Untuk Manoj Punjabi, mungkin termasuk jarang merilis poster dan trailer dua kali. Apa ada kaitannya dengan perubahan jadwal tayang supaya penonton nggak lupa dengan project ini atau Bapak nggak takut, nih, isinya agak beda semakin banyak yang ditampilkan ke penonton?”
- “Untuk Michelle Ziudith, beberapa kali cerita Nisa ini sangat dalam ke Michelle sampai terbawa, tapi untuk pemain lain, apakah merasakan hal yang sama? Sesakit apa trailer kedua ini?”
Jawaban:
Manoj Punjabi: “Awal-awal 16 Mei ada kepikiran, 23 Mei balik lagi, terus either 9, tapi semua ini bukan strategi. Ini lebih technical problem, kan, yang mixing dari America, jadi schedule-nya mundur. Dia mixing tiga bulan. Karena saya mau sound film MD, Anda bisa perhatikan, lah, bagi saya drama sangat penting. Sound itu kadang mixing harus masuk ke jiwa kita. Kita nonton biarpun ada musik, nggak berasa. Mungkin subconsciously, penonton akan sadar sound sangat penting dan jadi relate. Sampai sekarang, kalau filmnya maksa, sih, bisa aja minggu ini tayang, tapi ngapain buru-buru? Dan strateginya Juni, sangat tepat, karena Lebaran Haji. dan exhibitor tahu juga ini film besar, kita nggak tahu hasilnya, tapi, kan, seharusnya semua timing-nya tepat. Itu alasan delay dan trailer dua memang udah ada strategi dari depan mau ada ini. Karena lagunya satu Melly, satu Yovie—dua-duanya papan atas, the best. Nggak mungkin satu trailer dua lagu—sayang. Kebetulan, semua ada hikmahnya. Saya lebih optimis sekarang Juni tepat. Lalu, kalau Anda pikir udah tahu ceritanya, Anda salah. Nggak akan ketebak. Tapi di sini menariknya, lika-likunya scene ke scene dan relatable banget. Of course, kisah nyatanya saya nggak tahu, 50% atau berapa—didramatisir pasti, tapi dramatisirnya sangat relatable. Jadi pasti saya jamin mau itu kakak, adik, saudara, tetangga, teman, pasti kita semua pernah relate. Kami mikir banyak tadinya mau lebih di-reveal lagi, tapi jangan, deh, surprise aja.”
Michelle Ziudith: “Jujur, pada saat proses syuting, sama Davina di minggu pertama, aku masih ngajak makan siang bareng. Tapi, sudah mulai melakukan beberapa scene yang cukup dalam, aku makan sendiri. Mungkin aku nggak punya kemampuan cukup baik untuk kontrol emosiku. Aku benar-benar yang asyik sendiri. Aku cari waktu aku sendiri. Aku bilang ke semua orang aku baik-baik saja. Tapi jangan khawatir kalau aku tidak senyum dan terlihat tidak baik-baik saja. Karena menurutku, susah, ya, memposisikan emosinya lagi saat mau syuting. Aku butuh waktu yang cukup panjang. Jadi, aku memahami diri aku. Bahkan sama Mas Aris, duduk jauh-jauhan. Aku benar-benar terganggu sama mereka. Kalau syuting di studio, aku nggak banyak ngobrol. Aku cuman nanya udah makan belum semuanya, gitu aja. Pulang selalu nggak enak badan. Momennya bikin aku nggak enak badan, karena ngontrol atau nahan emosi mungkin.”
Baca juga: ‘Tak Pantas’ Lagu Melly Goeslaw dan Anto Hoed Dibuat Berbeda!
Pertanyaan 3:
- “Setelah melalui proses produksi dan syuting, bisa diceritakan dari Davina, Michelle, Deva—maut yang sesungguhnya dalam hubungan itu apa menurut kalian?”
Jawaban:
Michelle Ziudith: “Maut yang sesungguhnya, menurutku adalah bohong kecil. Ini buat Michelle, ya, bukan buat Nisa. Kita dari rumah diajarin, kamu bohong, pun, Bunda tahu, dan Bunda tidak akan marah, karena mungkin ada kondisi yang di mana kamu harus untuk berbohong. Mungkin dosa Bunda juga karena udah membiarkan kamu berbohong. Dari situ aku tertanam: ternyata bohong itu sangat tidak perlu. Bukan cuman nyelamatin diri aku, tapi nyakitin orang lain.”
Deva Mahenra: “Karena udah menikah, menurut saya maut dalam kehidupan atau berhubungan itu terikat tapi tak terhubung, dekat tapi tidak tersambung. Jadi, hadir untuk satu sama lain secara fisik, tapi tidak hati dan pikiran.”
Davina Karamoy: “Aku setuju sama Ka Michelle—adalah kebohongan—dalam bentuk apapun, mungkin itu adalah bibit-bibit untuk mengarah ke maut. Itu menurutku nyambung juga sama film ini.”
Pertanyaan 4:
- “Untuk Eliza Sifa sebagai penulis Ipar Adalah Maut, bagaimana saat itu untuk hak adaptasinya sama pemeran Aris dan lainnya? Bagaimana ketersediaan mereka, apakah mau untuk ceritanya diangkat menjadi novel?”
- “Untuk Manoj Punjabi, apa ada komunikasi dengan Aris atau Rani in real life? Kemudian, bagaimana ketersediaan untuk film drama di Indonesia sekarang?”
Jawaban:
Eliza Sifa: “Emang waktu aku angkat ini, Mba Nisa aslinya nggak nyangka kalau cerita ini bakal viral banget. Waktu diadaptasi sama MD, awalnya agak susah, ya, yakinin Mba Nisa karena takut keluarganya jadi kebawa, terus anaknya, lingkungannya. Jadi, dia ngebolehin ceritanya diadaptasi dengan syarat nggak boleh ada yang tahu siapa Mba Nisa asli kecuali keluarga besarnya. Kemarin pas konten ini naik, banyak banget yang komen kalau mereka kenal sama yang asli. Aku hapusin komennya. Kita, kan, nggak bisa kontrol itu. Mungkin aku akan bilang, bagi kalian yang kenal atau tahu Mba Nisa dan Aris in real life, please keep silent aja, karena itu udah mulai mengganggu Mba Nisa aslinya.”
Manoj Punjabi: “Saya nggak dikasih untuk ketemu sama Rani atau Aris, karena sangat dijaga oleh Eliza. Dan saya benar penasaran juga siapa mereka. Tapi yang pasti, Nisa ini sebagai perempuan, kasih inspirasi yang sangat positif. Nah, ini yang jadi tantangan. Karena kalau hanya horor, nggak sehat industri kita. Dan drama juga nggak mudah. Harapan saya, saya lagi kerja keras dari segi script, konsep, promosi gila-gilaan, untuk film ini jadi box office. Nggak menjamin, tapi saya sangat optimis untuk kerja keras. Kalau ini kita bisa sukses, jadi harapan baru. Mau komedi laku, horor laku, bagus. Tapi, kalau drama bisa comeback, yes. Saya percaya bahwa bukan genre, tapi belum ada drama yang bisa box office. Kalau ini tepat, bisa juga box office. Saya nggak akan nyerah untuk buat genre-genre baru yang pasti karya kita, kan, horor drama. Dan drama ini jadi tertantang, lah, untuk bikin box office. Dan dari segi exhibitor, mereka sangat positif, ya. Jadi, waktu kami bilang bikin ini, sangat semangat pihak exhibitor, sampai saya sempat ngobrol, mereka tahu ini film A. ini di-treat kayak film besar. Jadi, itu bagi saya penting. Karena dari usaha, pemain, sutradara, PH, itu sangat penting. Saya kira kita nggak boleh nyerah.”
Pertanyaan 5:
- “Untuk Eliza Sifa, apakah sudah menonton? Bagaimana proses pembuatan skenario ini—apakah banyak perubahan dari yang ditulis atau tetap diambil yang sama?”
- “Untuk Alesha Fadillah Kurniawan, ceritakan keseruan apa yang bikin kamu nempel sama Michelle Ziudith!”
Jawaban:
Eliza Sifa: “Udah nonton, tapi masih mentahannya, sih. Tapi mentahannya aja, benar-benar senangis itu. Padahal udah tahu ceritanya, udah baca naskahnya secara detil. Nyeseknya dapat. Menurut aku Pak Manoj dan Mas Hanung chemistry-nya bagus banget. Penonton yang bareng aku juga semuanya nangis waktu nonton. Ini sesuai, sih, dengan yang diharapkan.”
Alesha Fadillah Kurniawan: “Selama syuting, seru gitu. Baik-baik semuanya. Kalau sama Fa, bukan apa lagi, tapi kita suka bercanda. Jokes-nya Papa-Papa banget. Kalau nangis, ya, cukup menantang.”
Itulah arti Ipar Adalah Maut yang sesungguhnya menurut cast! Saksikan film Ipar Adalah Maut bersama orang tersayang, mulai pertama kali tayang di seluruh Indonesia pada 13 Juni 2024. Serta, dengarkan original soundtrack Ipar Adalah Maut di seluruh digital streaming platform:
- ‘Tak Pantas’ dinyanyikan oleh Mytha Lestari.
- ‘Tak Selalu Memiliki’ dinyanyikan oleh Lyodra.
Serta, follow akun media sosial MD Pictures agar tahu berita up-to-date seputar film MD!
MD Pictures (Production House)
Instagram: @mdpictures_official
TikTok: @mdentertainmentofficial
Facebook: MD Pictures
X: @MDPictures
YouTube: MD Pictures
Ipar Adalah Maut (Movie)
Instagram: @iparadalahmautmovie