Nonton music video ‘Saat Ingin Denganmu’ by Chintya Gabriella di sini!
Mang Anwar seru banget ngobrol sama Bagas! Mang Anwar yang diperankan oleh Dito Darmawan dan karakter Bagas oleh Farandika—akan berbincang-bincang seputar cerita masa SMA, termasuk kisah cinta yang mereka alami. Kabarnya, kedua laki-laki tampan ini bucin terus, apakah benar? Yuk, simak interview spesial Dito Darmawan bersama dengan Farandika, pemeran di film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995!
Baca juga: Nonton Film Ancika Bikin Hati Berbunga-Bunga, Kamu Juga?
Cerita Masa SMA bersama Dito Darmawan dan Farandika: Relate dengan Film dan Soundtrack Ancika: Dia yang Bersamaku 1995!
Berhubung film dan soundtrack film Ancika bertemakan masa sekolah, Dito Darmawan dan Farandika akan membahas tentang kisah percintaan dan kehidupan mereka semasa sekolah juga, nih. Apakah cerita mereka relate dengan cerita cinta Ancika dan Dilan? Baca sampai habis!
Cerita Cinta SMA
Dito Darmawan: “Cerita, dong, masa-masa cinta SMA itu gimana?”
Farandika: “Pasti kita semua sebagai generasi muda, pernah, lah, merasakan cinta yang ditolak, karena gak selalu mulus, ya. Gue pernah pas SMA, belum tahu tembak menembak, tapi si cewek yang gue “tembak” ini bilang, “kayaknya kita lebih cocok jadi temen, deh.” Jadi, sebenarnya ditolak halus aja, sih. Reaksi gue yaudah aja gitu, gue gak bisa maksa, tapi tetep sedih.”
Baca juga: Ancika Mehrunisa Rabu Senang Scene Makan Warteg sama Dilan!
Dito Darmawan: “Kalo gue, mungkin pernah ditolak, tapi ironisnya, gue pernah disukain pas SMA cuman gara-gara bulu mata gue lentik. Gue gak tau harus terpuji atau gimana. Gue mikirnya, berarti, kan, lo gak lihat apa-apa dari gue selain bulu mata?”
Momen Bucin
Dito Darmawan: “Bucin gak lo pas SMA?”
Farandika: “Bisa dibilang bucin enggak, sih, tapi pacaran terlama gue pas SMP, 1 tahun 3 bulan. Kalo sekarang, belum ada yang nyampe segitu.”
Dito Darmawan: “Kalo gue pacaran terlama itu pas SMA, 2 tahun 5 bulan sama senior gue.”
Farandika: “Kalo dibilang bucin, ya, karena satu sekolah, kan, SMP. Istirahat bareng, ke mana-mana bareng. Kalo sekarang beda. Kita ketemunya beda jarak. Gak bisa ketemu setiap hari. Pas sekolah, tiap hari ketemu, weekend juga bisa diusahain.”
Dito Darmawan: “Gue pacaran sama senior gue di SMA. Gue gak inget sama sekali momen ini, one day kita ngobrol by phone dan dia bilang, “Lo inget gak lo pernah ngunci satu kelas buat ngasih gue bunga sama fruit loops (sereal)?” Waktu itu serealnya masih impor. Dan itu, sih, gue bucin banget, tapi gue justru gak inget sampe diingetin.”
Kisah Cinta Paling Plot Twist di Masa SMA
Dito Darmawan: “Mungkin pas pacaran sama orang yang lo gak pernah bayangin sebelumnya, misalnya sama guru lo gitu?”
Farandika: “Memang, sih, selera yang lebih dewasa bagus, tapi gak beda 10 tahun, nih!” jawabnya sembari tertawa.
Dito Darmawan: “Lo gak pernah suka sama guru lo?”
Farandika: “Suka artinya karena dia baik, cantik, udah. Gue muji karena dia cantik aja.”
Dito Darmawan: “Berarti gak ada, nih, ya, hal cinta paling plot twist?”
Farandika: “Enggak, sih.”
Momen Lucu Tak Terlupakan
Dito Darmawan: “Momen lucu di sekolah yang gak bisa lo lupain apa? Gue ada waktu SMP, gue pernah hampir dipenjara bukan karena tawuran atau malak, karena gue sama temen gue berdua, cowok, gue ngelem ATM. Jadi, di SMP kita ada satu ATM yang tempatnya buat ngadem karena ruangannya kecil tapi AC-nya gede.”
Farandika: “Kalo momen lucu gue pas STM yang sering tawuran, nah, gue ikut, tapi momen terlucunya itu gue ngerasa jiwa gue di SMA. Tapi, SMK itu bukunya dikit, gue sekolah cuman pake tas selempang. Nah, peraturannya yang bejibun. Ada kali 50 peraturan, salah satunya pake celana gombrong. Tapi gue gak betah. Jadi pas gue ngecilin celana yang satu, gue ada celana cadangan. Jadi gue pake celana gombrong dulu, baru kalo udah di sekolah, gue lepas celana gombrongnya. Terus gue gak pernah nyangka ternyata STM itu harus botak.”
Hal yang Ingin Diubah di Masa SMA
Dito Darmawan: “Kalo lo bisa balik ke zaman SMA, apa yang pengen lo ulang atau ubah? Lo punya penyesalan gak?”
Farandika: “Dari SMP, sih. Gue gak masuk STM, gue masuk SMA, terus gue serius belajar, mungkin gue bisa jadi pilot. Karena cita-cita gue dari dulu pilot.”
Dito Darmawan: “Emang kalo masuk STM gak bisa jadi pilot?”
Farandika: “Beda. Gue teknik jatuhnya. Gak bisa ke pilot. Kalo pilot, kan, ada sekolahnya lagi. Namanya hidup di keluarga yang strict, lo kalo keluar sendiri, kayak singa keluar dari kandang. Jadi kerjaan lo jalan-jalan terus gak mentingin belajar. Harusnya gue belajar buat menuhin TOEFL, gue pramugara gak dapet, pilot gak dapet, lepas udah.”
Dito Darmawan: “Kalo gue disuruh milih SD, SMP, SMA, SMP, tuh, masa-masa terindah gue karena masih main, cinta monyet. Itu yang pengen gue ulang, sih. Kalo sekarang, kan, mikirin tanggung jawab banget.”
Ternyata, cerita masa SMA Dito Darmawan dan Farandika memiliki sedikit kesamaan dengan Ancika dan Dilan, ya, terutama masa-masa bucin bersama kekasih. Bagaimana dengan kamu, guys? Tentunya kamu punya momen tak terlupakan saat sekolah, dong? Coba sharing-sharing ke orang tersayangmu agar nostalgia bareng.
Semakin nostalgia lagi kalau sudah nonton film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 sekaligus mendengarkan original soundtrack-nya ‘Saat Ingin Denganmu’ yang dinyanyikan oleh Chintya Gabriella. Sebab, film serta soundtrack tersebut sungguh relate dengan cerita masa SMA. Jadi, jangan lupa ditonton filmnya serta dengarkan lagunya di seluruh digital streaming platform, ya!