Saksikan official final trailer Ipar Adalah Maut di sini.
Sebagai suami Mikha Tambayong, Deva Mahenra tentu tidak akan berniat menyakiti istri yang begitu dicintainya. Namun, Deva Mahenra film Ipar Adalah Maut harus benar-benar berperan sebagai karakter Aris yang selingkuh dengan adik iparnya. Kebayang, tidak, memerankan karakter yang bertolak belakang dari karakter pribadi? Maka dari itu, cari tahu tentang seluk beluk Deva Mahenra menjadi Mas Aris yang tega menyakiti hati Nisa demi memuaskan ego dengan membaca interview bersama Deva Mahenra berikut!
Interview Spesial Deva Mahenra Film Ipar Adalah Maut: Ternyata Memerankan Aris Tidak Begitu Sulit, kok!
Cerita Ipar Adalah Maut adalah kisah nyata yang diceritakan oleh Eliza Sifa lewat media sosialnya. Semenjak viral, kisah ini diangkat menjadi film layar lebar oleh MD Pictures bersama sutradara Hanung Bramantyo. Meski awalnya korban aslinya tidak ingin cerita ini difilmkan, perlahan mulai setuju untuk menyampaikan pesan penting yang terkandung dalam kisah ini: yaitu meningkatkan awareness bahwa ipar dapat menjadi maut yang sesungguhnya.
Sebab, menurut fakta, kata-kata Ipar Adalah Maut tertulis dalam sebuah hadits yang artinya ipar adalah kematian—bahwa manusia sudah diperingatkan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa jika diteruskan, maka tinggal bersama saudara yang sudah menikah dan pasangannya dapat mendatangkan bencana—yaitu selingkuh antara sesama ipar.
Oleh karena itu, bagaimana kira-kira aktor Deva Mahenra memerankan karakter Aris di film Ipar Adalah Maut ini? Baca interview spesial bersama Deva Mahenra ini, ya.
Baca juga: Hadits Ipar Adalah Maut Nyata, Hanung: “Ini Adalah Warning”
Bagaimana awal mula bergabung dengan project film Ipar Adalah Maut?
Deva Mahenra: “Pertama kali bergabung dengan project Ipar Adalah Maut sebenarnya saya masuk bukan di pertengahan, tapi di akhir-akhir masa reading. Saya masuk di mana fase reading-nya itu tinggal kurang lebih seminggu sebelum akhirnya syuting dimulai. Waktu itu cukup terkejut juga begitu ditawarkan. Pertama, saya nggak pernah expect sama sekali, karena setahu saya memang sudah hampir syuting waktu itu, ya. Saya nggak punya alasan untuk nolak karena 27 draft saya dikash lihat, saya langsung kebayang bagaimana kerja keras tim di belakang layar untuk film ini. Masa iya saya nggak mau gabung di sebuah project yang sudah disiapkan sedemikian rupa? Kemudian yang kedua—yang bikin saya tertarik—karena memang ceritanya menarik. Selain konflik yang hadir, film ini justru menjadi media edukasi untuk penonton film Indonesia yang mungkin belum tahu. Bahkan saya aja jadi diajarin sama film ini bahwa kata atau kalimat Ipar Adalah Maut bahkan ada dalam sebuah hadits. Karena film ini, saya jadi paham dan mulai belajar. Bercermin lagi dalam kehidupan sehari-hari, sekiranya mungkin ada hal-hal yang selama ini kita normalisasi tapi mungkin keliru. Itu jadi lebih belajar lagi, sih.”
Bagaimana pengalaman disutradarai Hanung Bramantyo?
Deva Mahenra: “Meledak-ledak! Pokoknya all out banget. Saya terakhir kerja sama beliau itu back in 2019. Jadi untuk bisa kembali bekerja sama dengan Mas Hanung setelah sekian lama, rasanya senang banget. Apalagi energi yang saya dapat dari Mas Hanung jauh lebih besar dari energi yang terakhir kita kerja sama. Jadi, wow, rasanya sama-sama mahasiswa film yang lagi bikin project akhirnya, nih. Energinya luar biasa. Senang banget, terutama dapat dukungan penuh juga dari MD. Pak Manoj juga sering banget datang ke lokasi. Syutingnya luar biasa, penuh dengan energi.”
Baca juga: Psikolog Angkat Bicara Maksud Ipar Adalah Maut Sebenarnya Apa!
Bagaimana cara Deva Mahenra mendalami karakter sebagai Aris?
Deva Mahenra: “Yang pasti bedah skenario, ya. Jujur, saya baca bukunya, karena itu emang hal yang saya hindari karena bagaimanapun pegangan utama saya skenario. Kemudian, diskusi dengan director, karena itu penting. Menurut saya diskusi dengan director itu semacam asupan energi yang sehat. Terlebih lagi meskipun masuk di akhir banget persiapan film ini, paling nggak saya masih dapat waktu untuk sempat reading bersama teman-teman cast yang lain dan juga ngobrol sama mereka. Itu salah satu cara saya untuk mendalami karakter Aris. Oh, dan juga ketika ada kesempatan untuk ketemu sama Mbak Eliza, saya juga banyak tanya.”
Sebagai seorang seorang suami, bagaimana Deva Mahenra memandang cerita ini?
Deva Mahenra: “Menempatkan diri di posisi seorang suami melihat kisah ini terjadi, ya, tentu miris. Saya turut berempati tentunya dengan kisah ini. Dan yang pasti, sih, tidak hanya melihat satu karakter saja dalam semua kisah ini. Tapi, belajar memahami background, cara berpikir masing-masing tokoh, mencoba untuk tidak nge-judge, lah—tidak menghakimi secara sepihak.”
Adakah kesamaan antara karakter Deva Mahenra dengan Aris?
Deva Mahenra: “Background culture beda. Tempat tumbuh dan berkembang beda. Saya rasa secara pikir juga sedikit berbeda. Interest-nya beda. Kesamaannya mungkin, ya, kita sama-sama manusia yang masih terus tumbuh dan belajar, sih.”
Bagaimana cara Deva Mahenra membangun chemistry dengan cast lain?
Deva Mahenra: “Chemistry itu tumbuh karena ada rasa percaya. Dan rasa percaya ini tumbuh dari obrolan-obrolan mulai dari yang penting sampai yang nggak penting sekalian. Intensitas ngobrol, sih. Jadi, ketika ada kesempatan, terutama dalam fase pre-production, yaitu reading, saya gunakan untuk ngobrol sebisanya dengan Michelle, Davina. Karena menurut saya, nggak ada cara lain selain saya ngobrol. Ketika obrolan itu terjadi, pintu itu terbuka, supaya percaya itu masuk. Kalau kita saling percaya, pada akhirnya proses kreatifnya akan lancar, karena kita tahu apa yang kita lakukan. Dan ini memang selalu saya lakukan, tapi obrolannya juga bukan obrolan yang sifatnya dipaksakan. Mengalir aja. Karena saya juga nggak mau bikin situasi atau suasana obrolannya justru bukannya membangun chemistry, tapi malah meruntuhkan chemistry.”
Apa pengkhianatan terbesar yang dirasakan Deva Mahenra?
Deva Mahenra: “Saya bukan pendendam, sih, ya. Jadi, cenderung apapun yang orang-orang lakukan—yang sifatnya berkhianat—saya biasanya mencoba untuk move on dan tidak mengingat-ingat. Karena sebagai manusia, kapasitas berpikir kita, tuh, sangat terbatas. Ngapain kita simpan hal-hal yang justru bikin kita jadi value-nya makin turun? Cuman, kalau ditanya pengkhianatan terbesar, mungkin waktu kecil ketika tabungan saya yang udah diceleng di celengan ayam itu dipecahkan tanpa sepengetahuan saya!”
Apa kesulitan memerankan Aris?
Deva Mahenra: “Sebenarnya secara teknis, nggak ada kesulitan berarti, ya. Karena sangat dibantu banget sama co-star, cast, director, dengan filmnya. Pokoknya proses kreatif film ini, tuh, kalau kita ngomongin teknis, memerankan karakter Aris hampir nggak ada kesulitan berarti. Cuman lebih kepada diri sendiri aja, karena bagaimanapun nggak bisa dipungkiri cerita ini udah viral duluan. Output-nya juga udah ada buku, podcast yang berupa sketsa-sketsa. Paling nggak, bayangan pembaca terhadap karakter Aris pasti sudah terbentuk. Bagaimana kami dan saya bisa membuat karakter ini dengan versi kita tapi tetap believable, tetap relate juga. Tapi, kalau ditanya selama syuting, oh, sangat terbantu sekali dengan kerja sama tim.”
Apa yang Deva Mahenra dapatkan setelah memerankan karakter Aris?
Deva Mahenra: “Manusia itu ada batasnya. Bahwa jangan pernah merasa kita terlalu kuat, terlalu taat, terlalu patuh. Karena, pada akhirnya, yang patuh akan acuh dan bolong-bolong. Jadi, intinya, selalu bekali diri dengan kemungkinan-kemungkinan buruk. Jadi, sebelum terjadi, lebih baik dicegah.”
Belum pernah ada film Deva Mahenra yang mengharuskannya berperan sebagai suami sekaligus kakak ipar yang selingkuh dengan adik iparnya sendiri. Namun kali ini, Deva Mahenra film Ipar Adalah Maut wajib mendalami karakter Aris yang tidak bisa mengalahkan egonya untuk tetap setia pada istrinya.
Itulah interview bersama Deva Mahenra seputar film Ipar Adalah Maut. Nonton Ipar Adalah Maut bersama orang tersayang agar tidak menangis sendirian! Dengarkan pula original soundtrack Ipar Adalah Maut di seluruh digital streaming platform:
- ‘Tak Pantas’ dinyanyikan oleh Mytha Lestari.
- ‘Tak Selalu Memiliki’ dinyanyikan oleh Lyodra.
Serta, follow akun media sosial MD Pictures agar tahu berita up-to-date seputar film MD!
MD Pictures (Production House)
Instagram: @mdpictures_official
TikTok: @mdentertainmentofficial
Facebook: MD Pictures
X: @MDPictures
YouTube: MD Pictures
Ipar Adalah Maut (Movie)
Instagram: @iparadalahmautmovie