Nonton official trailer film Bu Tejo Sowan Jakarta di sini!
Clock Work Films bersama dengan 786 Production dan Rumpi Entertainment menggarap film Bu Tejo Sowan Jakarta yang dirilis serentak di seluruh bioskop tanah air pada 18 Januari 2024. Bergenre komedi, film ini mengangkat tema pernikahan beda kultur yang tentunya berkaitan erat dengan keberagaman budaya. Pesan moral tentang cinta, keluarga, komunitas, dan kebersamaan dikemas menjadi paket lengkap komedi dalam film Bu Tejo Sowan Jakarta.
Baca juga: Gala Premiere Bu Tejo Sowan Jakarta dan Keseruan Roadshow!
Mungkin kamu sudah familiar dengan karakter Bu Tejo yang diperankan oleh Siti Fauziah sebab ia pernah memainkan karakter dengan nama serupa (Bu Tejo) di WeTV Original Tilik the Series. Cara Siti Fauziah ceplas ceplos dengan logat Jawa kental dan terkenal suka marah-marah ini dijamin membuat para penonton terhibur, ditambah dengan scene-scene perkumpulan ibu-ibu rumpi yang heboh.
Bu Tejo Sowan Jakarta, Menikah Itu Bagus, tapi kalau Beda Kultur, Masih Mau Lawan Arus?
Memang tidak semua, tapi beberapa orang masih menganggap bahwa dua orang yang hendak melakukan pernikahan harus berasal dari kultur dan ras yang sama. Alasannya pun beragam—mulai dari meneruskan apa yang sudah menjadi tradisi keluarga besar atau ada kepercayaan bahwa suatu kultur tertentu tidak cocok disandingkan dengan kultur yang berbeda.
Namun, pertanyaannya, menikah adalah hal yang bagus, tapi kalau beda kultur, apakah yakin ingin melawan arus? Problematika ini dapat kamu saksikan di film Bu Tejo Sowan Jakarta, cerita ketika pernikahan beda kultur masih menjadi suatu hal yang janggal.
Mengangkat tema pernikahan dan keberagaman budaya, cerita film Bu Tejo Sowan Jakarta bermula dari arisan ibu-ibu yang diadakan di rumah Bu Tejo. Saat arisan, Bu Tejo dan teman-temannya membicarakan acara outing (jalan-jalan) bersama dengan warga desa yang sangat dinanti-nanti dan eksekusinya baru direncanakan akhir bulan.
Di tengah keseruan Bu Tejo dan kumpulan ibu-ibu rumpi membahas acara outing sekaligus berghibah (membicarakan orang lain), Teddy, anak sulung Bu Tejo pulang dari merantau ke Jakarta. Melihat Teddy, Bu Tejo secara langsung menembaknya dengan pertanyaan “Kapan nikah?”, tapi Teddy menunggu momen yang tepat untuk mengutarakan isi hatinya terkait pernikahannya.
Setelah kumpulan ibu-ibu yang arisan dan ghibah dengan Bu Tejo pulang, Teddy baru mengaku bahwa ia berencana untuk melamar kekasihnya, Vannesa. Mendengar hal tersebut membuat hati Bu Tejo bak berbunga-bunga. Sayangnya, masalah muncul ketika Teddy memberitahu ras Vannesa; Tionghoa.
Bu Tejo sontak tidak menyetujui pernikahan Teddy dengan Vannesa karena perbedaan kultur dan ras, alasannya karena Bu Tejo merasa malu dengan tetangga jika mengetahui kebenaran ini; bahwa Teddy tidak akan menikah dengan calon istri dari kultur dan ras Jawa. Di sisi lain, Teddy tetap bersikeras untuk menikahi Vannesa. Tak disangka-sangka, perdebatan antara Bu Tejo dan Teddy ini terdengar oleh kumpulan ibu-ibu rumpi.
Acara outing yang direncanakan oleh mereka saat arisan di rumah Bu Tejo ternyata harus batal dikarenakan Bu Tejo hendak sowan (berkunjung) ke Jakarta untuk mengantarkan Teddy melamar kekasihnya, Vannesa. Mau tak mau, Bu Tejo harus sowan ke Jakarta bersama dengan kumpulan ibu-ibu demi mempertahankan nama baiknya di depan warga desa.
Namun, ide buruk dari Bu Tejo pun muncul sebelum berangkat ke Jakarta; ingin sabotase perjalanan melamar Vannesa di Jakarta. Hal ini dilakukan Bu Tejo dengan harapan pernikahan Teddy dan Vannesa batal. Segala cara dilakukan Bu Tejo—dimulai dari membuat ibu-ibu di bus minum banyak air mineral agar buang air kecil terus menerus dan mengulur waktu, hingga membuat supir menjadi kurang fokus untuk menyetir.
Begitulah trik Bu Tejo untuk membatalkan pernikahan Teddy dan Vannesa karena tidak setuju memiliki calon mantu keturunan Tionghoa.
Dari trailer Bu Tejo Sowan Jakarta, terlihat bahwa keberagaman budaya antara kultur Tionghoa dan Jawa dibungkus rapi dalam sebuah komedi segar oleh sang sutradara, Andibachtiar Yusuf. Film ini juga menjadi salah satu contoh karya sinematik yang menggambarkan keadaan masyarakat dari dulu hingga sekarang, terutama ketika pernikahan beda kultur menjadi sebuah problematika.
Dibalik keberagaman budaya yang terkesan tabu jika dikaitkan dengan pernikahan, tapi film Bu Tejo Sowan Jakarta menyimpan berbagai makna positif yang bisa dipelajari. Apakah Teddy menikah dengan Vannesa dan mendapat restu dari dua keluarga atau justru sebaliknya karena problematika menikah beda kultur? Semua ini bisa kamu cari tahu dengan menyaksikan film Bu Tejo Sowan Jakarta!