Saksikan official trailer Jurnal Risa by Risa Saraswati di sini.
Jurnal Risa by Risa Saraswati—film Jurnal Risa terbaru garapan Rizal Mantovani yang mengangkat kisah nyata Samex ini diperankan oleh tim Jurnal Risa sendiri seperti Angga, Risa, Nicko, Indy, Kakang, Dimasta, Jeffry, Fahrul, dan Ari (anak Risa dan Dimasta). Bukan hanya film bertemakan horor, tapi proses syuting yang dilakukan pun nyata horornya. Menurut Jurnal Risa Nicko dan Indy, ada beberapa mediasi yang dilakukan di luar script. Baca interview spesial bersama mereka berikut ini.
Baca juga Gala Premiere Jurnal Risa by Risa Saraswati: Jangan Sebut Nama Sam*x!
Interview Spesial Jurnal Risa Nicko dan Indy: Banyak Lakukan Mediasi di Luar Script, Seram!
Jurnal Risa by Risa Saraswati, film Jurnal Risa mengangkat cerita Samex, salah satu hantu yang paling ditakuti oleh keluarga Jurnal Risa. Karena, sejak Risa kecil, ia telah melihat Samex dan kehadirannya membuatnya ketakutan hingga trauma. Tak heran, nama Samex tidak boleh disebut secara langsung, sebab dipercaya marabahaya akan mengikuti siapapun yang memanggil namanya.
Di film ini, Rizal Mantovani menggarapnya dengan metode mockumentary. Metode ini cocok dengan konten Jurnal Risa yang selama ini dipublikasikan di YouTube. Cast Jurnal Risa melakukan penelusuran bersama tiga pengikutnya, salah satunya Prinsa. Prinsa dengan sengaja memanggil nama Samex berkali-kali tanpa sadar akan bahaya yang segera menghampirinya.
Benar saja, setelah pulang dari penelusuran, Prinsa ketempelan oleh Samex. Hal ini membuat tim Jurnal Risa harus turun tangan dan mengusir pengaruh jahat yang bertengger di tubuh Prinsa.
Angga dan Risa mengaku bahwa mereka harus izin terlebih dahulu kepada Bapak mereka karena ingin mengangkat cerita tentang Samex, sebab sosok ini masih berhubungan erat dengan keluarga besar Risa Saraswati.
Selain Angga dan Risa, Jurnal Risa Nicko dan Indy juga mengatakan mereka beberapa kali melakukan mediasi di luar script, salah satunya adegan ketika Indy dan Risa tengah bersama. Wah, seram sekali! Yuk, simak interview spesial bersama Jurnal Risa Nicko dan Indy terkait proses syuting Jurnal Risa by Risa Saraswati.
Bagaimana proses awal kalian bergabung dalam produksi film Jurnal Risa by Risa Saraswati?
- Nicko: “Nggak pernah tahu awalnya gimana. Yang jelas, Teteh (Risa Saraswati) bikin buku, terus dibikin film, deh, sama MD. Lalu, MD hubungi kita semua, menawarkan kita untuk bermain di film ini. Saya, mah, seneng, ya, ditawarin main film.”
- Indy: “Pada awalnya, ini sebenarnya impianku. Omongan selewat aja, aku pernah ngomong ke A Angga gimana kalau kita tiba-tiba main film, terus ternyata Alhamdulillah, buku Teteh diangkat untuk jadi film. Dan di situ juga cerita di buku Teteh menyangkut kehidupan kita dari kecil dan Alhamdulillah ternyata diperankan oleh kita sendiri—impian kita terwujud.”
Apa saja ritual yang dilakukan selama proses syuting?
- Nicko: “Kalau pribadi yang jelas mendalami peran sebagai Nicko, sebagai saya sendiri, karena itu salah satu hal yang sangat sulit yaitu menjadi diri sendiri. Kalau syuting meranin orang lain kita bisa ukur segimana. Kalau menilai diri kita sendiri, itu yang susah, sih.”
- Indy: “Yang jelas, mandi, ya, sebelum ke set. Terus, setiap scene, setiap shot atau apapun itu, aku biasanya baca Bismillah tiga kali. Karena selalu diingetin sama Kakek kita—mau ke manapun walau cuman satu langkah, baca Bismillah tiga kali.”
Apakah sosok itu (Samex) hadir selama proses syuting?
- Indy: “Tentu. Itu semua kayak kumpul, ditambah lagi sosok-sosok yang emang udah stay di tempat itu.”
- Nicko: “Di salah satu set di Kota Semarang, itu hampir semua yang pernah kita ceritain ada di situ. Dan sosok yang diangkat di film ini juga ada. Syuting di Semarang cukup berat, bukan proses syutingnya, tapi dari yang lainnya juga.”
Adakah mediasi yang dilakukan di luar script?
- Nicko: “Ada banyak yang di luar script sebenernya, yang memang director-nya minta atau kita inisiatif ngasih dan atau faktor X.”
- Indy: “Ada satu scene di mana aku dan Teh Risa itu di luar script. Itu terjadi dengan begitu saja dan alhasil itu cuman satu take.”
Di mana lokasi syuting yang energinya paling kuat?
Nicko: “Menurutku, sih, kemarin di Semarang. Secara, bangunan itu juga bersejarah banget, terus pasti banyak hantunya, sih.”
Bagaimana pengalaman disutradarai oleh Rizal Mantovani?
- Indy: “Sangat-sangat suatu kehormatan untuk aku pribadi. Di mana aku nggak punya basic main film, akting, nggak pernah sama sekali. Dan tiba-tiba film pertama di-direct langsung oleh beliau. Mantap, seru banget. Bekerja bersama beliau sangat-sangat seneng dan dapat banyak banget pelajaran setiap harinya.”
- Nicko: “Mas Rizal membebaskan kita, tidak membatasi sama sekali.”
Apa harapan untuk film ini?
- Indy: “Percaya atau nggak percaya dengan kehadiran mereka, tetap saling menghargai, saling menghormati, Karena pada dasarnya, mereka itu semua tidak akan pernah mengganggu kalau kita juga nggak ganggu mereka. Jangan percaya juga dengan mereka apapun yang mereka katakan. Walau kadang masuk akal, tapi jangan terbuai, apalagi buat temen-temen di luar sana yang memang punya kemampuan lebih, coba dikontrol.”
- Nicko: “Jangan pernah terhasut sama apapun yang dia katakan dan apapun yang dia suruh. Imannya harus kuat.”
Satu kata untuk sosok yang tidak boleh disebut itu!
- Indy: “Ampun!”
- Nicko: “Ngeyel!”
Itulah interview spesial bersama Jurnal Risa Nicko dan Indy tentang proses syuting. Ternyata, ada beberapa adegan mediasi yang dilakukan di luar script, bahkan termasuk adegan Prinsa kesurupan. Kebayang bagaimana seramnya? Nonton film Jurnal Risa by Risa Saraswati dengan orang tersayang agar tidak takut sendirian!
Follow akun media sosial MD Pictures agar tahu berita up-to-date seputar film MD!
MD Pictures (Production House)
Instagram: @mdpictures_official
TikTok: @mdentertainmentofficial
Facebook: MD Pictures
X: @MDPictures
YouTube: MD Pictures
Jurnal Risa by Risa Saraswati (Movie)
Instagram: @jurnalrisa_md