Saksikan official Badarawuhi di Desa Penari trailer di sini.
Di film ini, misteri Badarawuhi akan terkuak secara lebih detil, apalagi bisa kamu tonton di IMAX dan 4DX, tentunya suasana dan pengalaman yang kamu dapatkan akan sangat dahsyat. Nah, kabarnya, pemeran Badarawuhi, Maudy Effrosina dan Claresta Taufan mengaku scene tersulit yaitu ketika menari dalam keadaan buta saat dijadikan calon dawuh oleh Badarawuhi. Apakah benar? Simak kisah Badarawuhi lewat edisi MD Talk kali ini!
Baca juga: Badarawuhi: Kimo Stamboel Perdana Syuting Film untuk IMAX!
Ngobrol dengan Pemeran Badarawuhi di Desa Penari: Maudy Effrosina dan Claresta Taufan Menari dalam Keadaan Buta
Kisah Badarawuhi di Desa Penari bisa dibilang sungguh misterius, bahkan mengundang rasa penasaran banyak pihak tentang apa yang sebenarnya terjadi di Desa Penari dan siapa sosok Badarawuhi. Mari cari tahu sinopsis film Badarawuhi di Desa Penari dari sudut pandang para pemeran serta ngobrol-ngobrol dengan mereka, karena konon, Maudy Effrosina dan Claresta Taufan menari dalam buta!
Apa sinopsis film Badarawuhi di Desa Penari?
- Aulia Sarah: “Kisah Badarawuhi yaitu di desa ini, kan, ada ritual turun temurun. Ada Badarawuhi yang selalu mencari dawuh (penari).”
- Maudy Effrosina: “Cerita Badarawuhi di Desa Penari menceritakan tentang awalnya ibunya Mila yang sakit, Mila kembali ke desa itu untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan ibunya sampai akhirnya bertemu dengan Badarawuhi.”
Untuk Maudy Effrosina dan Claresta Taufan, apa yang kamu rasakan ketika scene menari?
- Maudy Effrosina: “Pas scene nari itu aku nggak banyak komunikasi sama Claresta, karena scene itu lumayan berat. Kita lumayan pakai emosi pas scene itu dan banyak pakai softlense yang bikin mata kita buta. Jadi bener-bener nggak bisa lihat. Memang jarang berkomunikasi di situ, tapi akalu ada tektokan, kita pasti ngobrol gimana nantinya. So far, ini pengalaman pertama aku yang seru—mungkin salah satu judul tercapek aku selama syuting. Apalagi di judul ini juga salah satu scene tercapek aku karena itu shot-nya banyak, narinya juga harus diulang-ulang, juga aku sempet sakit, jadi shot-shot-nya diambil colong-colongan. Tapi semuanya buat aku sangat-sangat senang menjalaninya.”
Baca juga: Aulia Sarah sebagai Badarawuhi: Scene Nari Bikin Merinding!
- Claresta Taufan: “Scene menari, kan, berhari-hari dan bahkan bukan dilakukan di satu kota, dan emang scene tersebut relasinya Ratih dan Mila lagi tidak baik-baik aja, jadi nggak banyak tektokan. Kita jalani aja dengan kebutuhan peran masing-masing. Tapi, yang paling menantang pada saat itu adalah kita harus pakai softlense full blank dan permintaan Pak Kimo, kita bener-bener buta, tapi kita harus menari dengan kompak bersama-sama dengan calon dawuh. Aku dan Maudy berpasangan untuk menari yang gerakannya harus kompak. Dan gimana caranya kita bisa tetap menari dengan bersinergi yang pas, tanpa harus melihat satu sama lain. Tapi setelah dijalani, aku menikmati prosesnya, menyenangkan.”
Adakah kejadian seram selama berada di lokasi syuting?
- Aulia Sarah: “Ada salah satu set, kita kayak beramai-ramai dengan extras yang menjadi lelembut, ada Badarawuhi, Ratih, dan Mila. Pas itu, ada adegan nari-narinya. Lantainya, tuh, biasa aja, cuman ada satu lantai yang dingin banget dari yang lain.”
- Aming: “Pas syuting di hutan yang kayak reverse adegannya, sebelah sananya lagi ada yang nebang apa gitu, mungkin lupa melakukan ritual, tiba-tiba ada perempuan bertaring. Crew-crew juga ngomong gitu. Untung saya larinya lawan arah, ya, di scene itu, kalo enggak, pingsan kali!
Bagaimana kesan syuting bersama ular?
- Maudy Effrosina: “Amis banget. Tapi aman, sih. Aku nggak takut sama ular, cuman ada adegan-adegan yang kadang ngeri, ya. Aku sempat dicium sama ular juga. So far, nggak ada kejadian aneh-aneh. Terus ada satu adegan, jadi ceritanya aku kaget liat ular-ular itu. Pas aku lagi jalan, ada ular yang salah jalan, keluar dari rombongannya. Gue, kan, lihat ke kamera, ya, jadi pas lihat ke bawah, tuh, baru kerasa gue nginjek ular itu. Gue kaget beneran. Terus gue harus adegan jatuh. Jadi kagetnya dua kali.”
- Aulia Sarah: “Lebih ke kangen, sih, justru. Waktu KKN ketemu sama ular juga. Pas di Badarawuhi ini, ketemu sama ular itu kayak senang banget, reunian.”
- Claresta Taufan: “Ada satu hari yang sebenarnya aku break, tapi disuruh datang ke set untuk latihan bersama ular. Terus aku mencoba dengan tiga ular dari yang kecil sampai yang beratnya hampir seberat aku. Aku udah berlatih, bonding. Ternyata nggak jadi diambil scene aku sama ular.”
Untuk Dinda Kanyadewi, bagaimana karakter Jiyanti menurut kamu?
- Dinda Kanyadewi: “Jiyanti adalah karakter yang intinya bisa dimasukkin sama siapa pun, termasuk Mbah Buyut. Pokoknya Jiyanti itu anak rumahan karena selalu ada di kamar!”
- Maudy Effrosina: “Tapi salah satu golden scene itu ada di Jiyanti.”
- Claresta Taufan: “Jiyanti adalah sosok ibu yang kuat karena bisa menghidupi keluarganya sendirian.”
Adakah treatment yang berbeda berhubung film Badarawuhi di Desa Penari tayang di IMAX?
- Dinda Kanyadewi: “Ada shot yang wow banget.”
- Aming: “Bakal epic banget, ya.”
- Aulia Sarah: “Lebih lebar.”
Apa adegan yang paling menguras banyak energi?
- Aming: “Aku, sih, lari-larian, ya. Terus ada penampakan waktu lagi lari. Untungnya adeganku reverse, tapi pas lihat hasilnya, scene-nya epic banget secara visual.”
- Maudy Effrosina: “Kalau aku, ada banyak. Cuman yang paling capek banget ada di dua set ini. Yang padusan, itu karena berhari-hari banget. Sama pas adegan di kolam capek juga, dan adegan nari, semua adegan nari itu capek banget.”
- Aulia Sarah: “Scene yang menari, terus kalau misalkan Maudy, kan, narinya ada yang rame-rame. Aku juga ada yang sendiri, dengan pasukan-pasukanku di Istana Badarawuhi—itu capek banget. Terus waktu itu ada properti asap-asap gitu, ya, itu lumayan ganggu pernapasan kita selama syuting. Tapi, happy, sih, kita ngejalaninnya aja bisa bialng ini keren banget, setiap kali playback.”
- Claresta Taufan: “Scene menari yang pasti physically capek, karena berkali dan berhari-hari dan satu lagi pas sama ibu Jiyanti, somehow itu menguras tenaga dan emosi banget. Sampai pas selesai take, bener-bener pelukan banget, karena cukup panjang, sih, scene-nya.”
- Dinda Kanyadewi: “Kalau aku hampir kayak Claresta yang pas adegan Jiyanti bangun dari kasurnya. Itu lumayan panjang karena harus gitu, deh, pokoknya. Harus ini itu. Salah satu yang melelahkan itu di set favorit aku, karena banyak banget pernarinya dan lain-lain. Setelah abis syuting itu, hidung kita hitam, melelahkan bersihin upil.”
Seseru apa syuting film Badarawuhi di Desa Penari?
Dinda Kanyadewi: “Yang paling berkesan itu Aulia, ya. Setiap ada scene Badarawuhi, nggak usah lihat bentukannya dia. Ketika ada yang masuk frame kencring-kencring, itu takut banget. Kalau lagi close-up ke gue dan lagi adegan takut, gue tinggal lirik Aulia aja karena auranya dia luar biasa, sih, di Badarawuhi di Desa Penari ini.”
Ternyata, Aulia Sarah sebagai Badarawuhi memiliki aura yang begitu magis sehingga penampilannya di film ini sungguh terlihat nyata dan mengerikan. Big applause! Itulah kisah Badarawuhi menurut sudut pandang para pemain. Sekarang, semakin penasaran, kah, dengan film Badarawuhi di Desa Penari? Nonton Badarawuhi di Desa Penari dan cari tahu tujuan dan alasan Badarawuhi selalu mencari dawuh!
Selain itu, streaming original soundtrack Badarawuhi di Desa Penari yang dinyanyikan oleh Madukina dan Matoha Mino (sinden Badarawuhi) dengan judul ‘Dawuh’ serta ‘Apa Arti Hidup Ini’ by ArumtaLa di seluruh digital streaming platform!
Follow akun media sosial MD Pictures agar tahu berita up-to-date seputar film MD!
MD Pictures (Production House)
Instagram: @mdpictures_official
TikTok: @mdentertainmentofficial
Facebook: MD Pictures
X: @MDPictures
YouTube: MD Pictures
Badarawuhi di Desa Penari (Movie)
Instagram: @kknmovie