Saksikan official final trailer Ipar Adalah Maut di sini.
Mytha Lestari—penyanyi original soundtrack film Ipar Adalah Maut—menyuarakan hati seorang wanita jika menjadi Nisa Ipar Adalah Maut, ia tidak akan mematikan insting wanita, karena itulah hal yang harus dipercayai. Menurutnya, seorang wanita tidak boleh menghilangkan pemikiran buruk yang dirasakan terhadap pasangannya, karena biasanya berujung kenyataan. Dalam film Ipar Adalah Maut, Nisa mengalami masa denial di mana dia tidak percaya suaminya selingkuh. Namun, nyatanya…
Awalnya, Nisa mengira Aris selingkuh, tapi belum mengira dengan siapa. Nisa banyak menemukan bukti yang mengarah pada perselingkuhan yang dilakukan Aris di belakangnya. Ketika Aris masih menemukan alasan agar Nisa tidak curiga terus, Nisa pun mengaku bersalah kepada Aris karena telah curiga berlebihan. Padahal kecurigaannya itu benar terjadi.
Lama-kelamaan, Nisa mendapatkan jawabannya bahwa Aris selingkuh dengan adik iparnya sendiri, yaitu Rani. Sakit hati yang dirasa Nisa tidaklah mudah sembuh tentunya. Bahkan, hubungannya dengan adik kandungnya—Rani—belum tentu menjadi seperti dahulu lagi yang harmonis. Namun, dari semua hal yang terjadi, semoga tidak ada lagi Nisa yang lain di dunia ini, ya!
Baca juga: Ipar Adalah Maut Tayang di Brunei, Malaysia, dan Singapura!
Nisa Ipar Adalah Maut Denial dengan Instingnya, Mytha Lestari Tidak Akan Begitu! Ngobrol Suara Hati Wanita bersama Eliza Sifa dan Mytha Lestari
Beda halnya dengan Mytha Lestari yang tidak ingin mengikuti apa yang dilakukan Nisa Ipar Adalah Maut jika hal itu terjadi pada dirinya. Mytha tidak ingin mematikan insting sebagai wanita. Ketika ia merasa suaminya selingkuh, maka ia akan langsung bertanya. Simak jawaban lengkap Myha Lestari dan Eliza Sifa (content creator yang membuat cerita Ipar Adalah Maut viral di media sosial) di edisi ngobrol suara hati wanita berikut ini!
Baca juga: Hadits Ipar Adalah Maut Nyata, Hanung: “Ini Adalah Warning”
Dengan adanya film Ipar Adalah Maut, apakah wanita menjadi trust issues terhadap pasangannya?
Mytha Lestari: “Pasti! Hai, wanita, kamu kalau nonton Ipar Adalah Maut, pasti langsung first dial-nya pasangan kamu entah suami atau pacar. Tapi, mungkin ini bukan jadi trust issues, lebih tepatnya “We should talk about this supaya nggak ada trust issues di antara kita.” Tapi bagus, Ipar Adalah Maut adalah film yang bisa menyadarkan kita dari banyak aspek yang mungkin kalau kita sebagai orang Indonesia, adik kamu, ya, adik aku. Tapi, ternyata enggak. Justru, film ini mampu membangun trust.”
Bagaimana perasaan kamu akhirnya cerita kamu yang viral ini diangkat menjadi sebuah film?
Eliza Sifa: “Awalnya nggak nyangka, sih. Apalagi emang awalnya aku angkat cerita ini memang dari Mbak Nisa aslinya. Dia pengennya ngasih pelajaran buat wanita bahwa ternyata hal kayak gini, tuh, ada—udah itu aja niatnya.”
Menurut Mytha Lestari yang sudah berkeluarga, apakah diamnya seorang wanita itu bisa jadi bumerang untuk sebuah hubungan?
Mytha Lestari: “Sama sekali enggak. Karena aku belajar untuk diam di tahun ke-7 aku. Di tahun pertama sampai enam, suami aku nyerocos, aku pun. Oh, ternyata jadi hancur berantakan. Dari situ, baru sadar kalau memang harus ada yang mengalah. Dan laki-laki itu rata-rata pride-nya di atas wanita. Buat gue cewek alpha, ternyata pride gue juga di atas itu. Jadi, gue sekarang udah lebih ke gini “Orang yang pintar secara emosional itu bisa lebih menahan segala sesuatu.” Jadi, emosi itu tetap masih ada, tapi lebih baik emosinya lo redam sendiri dan biarin suami atau pasangan lo untuk meredam emosinya sendiri. Kalau masih terus-terusan ngomongin hal buruk, misalnya, kita mending sendiri-sendiri dulu. Jadi baru belajar diam dan sangat amat nyaman serta menyelamatkan banyak hal. Tapi, diam itu ada dua aspek—menyelamatkan kalau lagi emosi, tapi jangan diam kalau lagi mau menyelesaikan sesuatu.”
Kalau kamu ada di posisi Nisa Ipar Adalah Maut, sebagai seorang wanita, apa yang akan kamu lakukan?
Mytha Lestari: “Kalau aku melihat Mbak Nisa ada satu kata-kata di film “Aku, tuh, sengaja matiin insting aku bertahun-tahun,” itu sesuatu yang nggak akan aku lakukan, karena aku dari pertama kali menikah, insting seorang istri itu adalah sesuatu yang harus menyala terus-terusan—nggak boleh dimatikan. Kalau ada pepatah bilang “Suaminya jenderal, istrinya pasti presiden,” itu maksudnya adalah lo sebagai seorang istri mesti lebih pintar, awas, dan aware daripada suami lo. Karena, bagaimanapun secara kodrat, memang laki-laki diciptakan untuk tergoda, ya. Jadi, kita sebagai seorang perempuan harus nyalain insting itu terus. Dan kalau aku di posisi Nisa, aku akan ngobrol sama Aris. Nisa, kan, benar-benar marah banget, karena mungkin dia denial dan dia jadi bom waktu yang bahaya banget. Nah, kenapa gue harus nyalain insting terus, supaya pada saat kejadian, gue nggak kaget-kaget banget. Gue bukan pilihan. Kalau pasangan mau milih, silakan pilih dia (selingkuhan), gue yang mundur. Dan satu lagi: kecurigaan itu harus di-confront.”
Baca juga: Film Michelle Ziudith, Ipar Adalah Maut: Kena Mental Parah!
Apakah kamu setuju kalau sosok wanita adalah penentu dalam menjalin sebuah hubungan?
Eliza Sifa: “Nggak, dong, harus dua-duanya. Sama aja kita effort menjadi pasangan yang baik, sedangkan laki-laki kita nggak kayak gitu. Ya, nggak bisa. Namanya juga hubungan, jadi effort-nya juga harus dari kedua belah pihak. Itu, kan, kunci mempertahankan sebuah hubungan.”
Menurut kamu, menjadi istri yang salihah di mata suami itu harus seperti apa?
Mytha Lestari: “Mungkin gue dan suami gue adalah satu pasangan yang aneh. Kan, orang Indonesia punya stereotype sebagai istri salihah harus gimana, ya, dari cara berpakaian, topik pembicaraan, behavior. Nah, menurut suami gue, gue ini istri yang salihah dengan bentuk gue yang seperti ini karena gue bisa membuat dia jadi mengalahkan ketakutan dan egonya. Terus, gue juga bisa diajak bertukar pikiran di mana dia nggak bisa dapat jawaban dari orang lain. Meskipun gue nggak pernah yang nyuci kakinya dia, paling gue cuman pakein dia skincare, ya. Jadi istri yang salihah itu just be the best for your husband with no bad intentions. Pokoknya punya satu tujuan di kepala buat bisa tua bersama, meninggal bersama, ketemu sama dia di akhirat.”
Baca juga: Davina Karamoy Kebawa Peran Rani Beres Syuting! Ipar Adalah Maut
Apa pesan yang ingin disampaikan dari lagu ‘Tak Pantas’ dan apa pesan yang ingin kamu sampaikan kepada Nisa yang asli?
Mytha Lestari: “Mbak Nisa, kayaknya kamu dan Mba Eliza dapat pahala jariyah, deh, karena kalian memberikan banyak ilmu, awareness, buat perempuan kayak kita dan buat orang Indonesia yang emang suka menormalisasi sesuatu yang ternyata nggak normal. Nggak bisa disebut normal kalau kita nggak aware. Terus yang kedua, Mbak Nisa makasih udah sharing ceritanya sama Mba Eliza. Mba Eliza juga makasih udah sharing ke kita. Kalian adalah the best women yang udah berani untuk bisa ngangkat film Ipar Adalah Maut. Dari cerita yang sangat hebat ini jadilah ada lagu ‘Tak Pantas.’”
Itulah interview spesial bersama Eliza Sifa dan Mytha Lestari. Kesimpulannya, jika Mytha Lestari menjadi Nisa di kehidupan nyatanya, ia tak akan mematikan insting sebagai seorang wanita. Justru, ia akan terus mengikuti insting tersebut dan membicarakan semua hal dengan suami agar tidak terjadi ketidakpercayaan dan normalisasi yang ternyata tidak baik untuk dianggap normal.
Semakin penasaran dengan alur ceritanya? Nonton film Ipar Adalah Maut dengan orang tersayang agar tidak menangis sendirian! Serta, dengarkan soundtrack Ipar Adalah Maut di seluruh digital streaming platform:
- ‘Tak Pantas’ dinyanyikan oleh Mytha Lestari.
- ‘Tak Selalu Memiliki’ dinyanyikan oleh Lyodra.
Serta, follow akun media sosial MD Pictures agar tahu berita up-to-date seputar film MD!
MD Pictures (Production House)
Instagram: @mdpictures_official
TikTok: @mdentertainmentofficial
Facebook: MD Pictures
X: @MDPictures
YouTube: MD Pictures
Ipar Adalah Maut (Movie)
Instagram: @iparadalahmautmovie