Saksikan official trailer Jurnal Risa by Risa Saraswati di sini.
Sandy Pradana dan Prinsa Mandagie bermain dalam film Jurnal Risa by Risa Saraswati, berperan sebagai adik kakak yang hidup bahagia hingga suatu ketika, Prinsa diganggu oleh makhluk gaib yang masih berkaitan erat dengan keluarga besar Risa Saraswati—Samex. Sejak penelurusan horor bersama Jurnal Risa, Prinsa bak menjadi orang lain. Jiwanya habis-habisan diteror oleh Samex. Inilah pengalaman Sandy Pradana dan Prinsa Mandagie beradu peran dengan para indigo, yaitu tim Jurnal Risa di film horor terbaru garapan Rizal Mantovani ini.
Tentu, berperan dalam film horor memunculkan kengerian dalam diri masing-masing aktor atau aktris. Apalagi kalau menjadi pemeran film Jurnal Risa by Risa Saraswati yang harus beradu peran dengan para indigo alias tim Jurnal Risa! Itulah yang dirasakan oleh Sandy Pradana dan Prinsa Mandagie.
Baca juga Sinopsis Jurnal Risa by Risa Saraswati, Samex Merajalela!
Dalam film horor ini, Rizal Mantovani menggunakan metode found footage atau yang disebut sebagai genre mockumentary. Gabungan antara mockumentary dan horor menjadikan film Jurnal Risa by Risa Saraswati sebagai film yang terasa lebih dekat dengan penonton. Karena, teknik found footage itu merupakan teknik pengambilan gambar dengan kamera selfie (seperti sedang vlogging), sehingga penonton seolah-olah merasakan tiap kejadian yang dialami para pemeran film.
Interview Spesial Sandy Pradana dan Prinsa Mandagie: Beradu Peran dengan Anak Indigo di Film Jurnal Risa by Risa Saraswati
Nah, kali ini, tak hanya tim Jurnal Risa yang berperan dalam film yang diangkat dari novel dan kisah nyata Risa Saraswati, tapi ada juga cast Jurnal Risa lainnya seperti Prinsa Mandagie dan Sandy Pradana. Ini merupakan pengalaman pertama mereka beradu peran dengan orang-orang yang berkemampuan untuk merasakan makhluk gaib, atau yang kerap disebut indigo. Simak interview spesial bersama Prinsa Mandagie dan Sandy Pradana berikut!
Apakah kalian percaya dengan makhluk gaib?
- Prinsa Mandagie: “Percaya, kita hidup berdampingan aja, tapi, nggak sampai yang percaya gimana-gimana. Aku mempercayai makhluk gaib itu ada, hal-hal yang mistis itu ada, cuman nggak yang sangat gimana gitu.”
- Sandy Pradana: “Sama jawabannya, aku percaya sama hal yang nggak kelihatan.”
Bagaimana proses awal kalian bergabung dalam produksi Jurnal Risa by Risa Saraswati?
- Sandy Pradana: “Aku satu hari sebelum test cam baru diinfoin untuk menjadi karakter Bayu. Cukup complicated dan akhirnya aku harus mengejar beberapa hal dari si karakter baru ini; aku nyari-nyari banyak hal dari film ini tujuannya ke mana, ya, film ini kayak gimana, sih, ceritanya dan bentuk karakternya seperti apa. Aku banyak sharing sama yang lain. Pokoknya seru dan menantang.”
- Prinsa Mandagie: “Kalau aku pastinya casting dulu. cuman, awalnya aku belum tahu kalau ini untuk film Jurnal Risa. dan cukup menyenangkan juga karena Jurnal Risa pemainnya dari Bandung, jadi kayak pulang ke kampung pas lagi syuting ini. Berasanya di Bandung aja karena kita ngomongnya bahasa Sunda. Seru, sih, dari proses brainstorming untuk reading, nentuin karakter Prinsa di sini sebagai another Prinsa, bukan Prinsa yang ada di dunia nyata, tapi ini sisi lainnya Prinsa. Nggak biasa, nggak pernah aku alamin, tapi menyenangkan.”
Baca juga Seram! Jurnal Risa Nicko dan Indy Lakukan Mediasi di Luar Script
Ritual apa yang dilakukan dalam proses syuting Jurnal Risa by Risa Saraswati?
Prinsa Mandagie: “Kalau ritual kita memulai syuting, pasti berdoa; kita meminta perlindungan biar semua hasilnya juga baik.”
Bagaimana perasaan berkumpul dengan anak indigo?
- Prinsa Mandagie: “Aku pribadi puyeng, ya. pertama kali reading ketemu sama tim Jurnal Risa yang full, jujur aku mengalami hal yang mistis juga. Karena mungkin entah tabrakan energi atau seperti apa aku nggak ngerti, dan membuat gue cukup kaget, sih, sebetulnya. Wah, gue takut, nih, nanti kalau syuting gimana, ya; apakah gue bakal kemasukan atau gimana? Cuman Alhamdulillah nggak terjadi apa-apa, sih, nggak ada yang aneh-aneh, cuman paling feeling-feeling ada sesuatu aja, cuman nggak ganggu.”
- Sandy Pradana: “Kalo aku, sih, seneng banget, karena kan sebenernya ini project horor pertama aku, kan. Apalagi bareng tim Jurnal Risa terus bentuk genrenya mockumentary gitu—wow, keren. Penasaran banget gimana bareng mereka; ternyata pas udah ngobrol, nyambung gitu; banyak pendekatan-pendekatan yang bisa bikin kita akrab, mulai dari pembahasan tentang indigo; aku juga banyak nanya ke mereka, mereka mungkin lebih tahu hal tentang begitu. Aku orangnya penasaran. Jadi, enjoy aja.”
Ada keanehan apa selama proses syuting?
- Prinsa Mandagie: “Untuk selama proses syuting, untuk diri aku sendiri belum ada hal yang mengganggu, aneh, atau yang membuat jadi gimana gitu, ya. Cuman, nggak tahu kalau dari tim Jurnal Risa mengalami apa karena memang ini true story. Biasanya, kan, makhluk gaib di-notice terus-terusan akan ada kata Teh Risa.”
- Sandy Pradana: “Kalo aku aman aja. Mungkin kalo misalnya ada yang aneh-aneh sedikit, udah ngerasa nggak enak, mungkin mencoba untuk kontrol aja. Jadi, cari pemicu gimana cara bisa balikin mood lagi, gimana cara balikin perasaan yang nggak enak.”
Apakah kamu mau menjadi anak indigo?
- Prinsa Mandagie: “Aku nggak dulu, makasih. Berbenturan energi aja udah bikin puyeng apalagi kalo aku bisa liat, kesurupan. namanya anak indigo, kan, bisa aja kesurupan atau apa. Untuk menjadi kuat ngeliat yang kayak gitu mungkin prosesnya nggak satu atau dua tahun. Menurut aku ketika tim Jurnal cerita, mereka pasti butuh waktu lama banget untuk berani melihat, padahal, kan, mereka udah sering banget melihat.”
- Sandy Pradana: “Aku mau karena penasaran, sih.”
Adakah culture shock dari syuting untuk YouTube ke layar lebar?
Sandy Pradana: “Mungkin kalo misalnya ini gue lebih belajar lagi Sundanya karena banyak yang nggak ngerti, bukan berari nggak enak atau gimana, emang karena belum paham aja bahasa Sunda. karena gue dibesarkan Betawi dan Jawa.”
Bagaimana pengalaman di-direct oleh Rizal Mantovani?
- Prinsa Mandagie: “Seru!”
- Sandy Pradana: “Gokil! Dia salah satu orang yang sangat open discuss sama pemain; dia nggak ngasih gap terhadap apapun pendapatnya. Pokoknya seru, asyik juga.”
Pesan yang ingin kamu sampaikan lewat film Jurnal Risa by Risa Saraswati
Prinsa Mandagie: “Kalo menurut aku, film Jurnal Risa ini sebenernya ngegambarin bahwa kita kebanyakan orang di luar sana, nggak cewek, nggak cowok, mereka kadang-kadang haus akan validasi, akan pujian, akhirnya melakukan sesuatu hal yang sebenernya nggak wajar dan bisa mencelakai dirinya sendiri. Itu jangan dilakukan, ya, karena yang akan rugi di kita dan kita harus hargai yang namanya hal gaib itu pasti ada. Jangan sampe menyepelekan, malah menantang atau apa, karena kita sama-sama punya perasaan, jadi jaga mulut, jaga hati. Jangan kayak karakter Prinsa di sini yang haus akan popularitas, pengen eksis gitu. padahal nggak selalu kalian dapetin itu dari orang lain. Memvalidasi diri sendiri itu udah bisa banget kamu lakuin, jadi jangan sampe kamu melakukan hal yang “bodoh” hanya untuk sebuah validasi.”
Itulah interview spesial bersama Sandy Pradana dan Prinsa Mandagie seputar proses syuting film Jurnal Risa by Risa Saraswati. Beradu peran dengan anak indigo, terutama tim Jurnal Risa menyenangkan. Meskipun Prinsa Mandagie sempat merasa tabrakan energi ketika bertemu dengan tim Jurnal Risa, tapi pengalaman syuting bersama mereka bagai tak ada duanya.
Saksikan film Jurnal Risa by Risa Saraswati bersama orang tersayang. Serta, jangan lupa follow akun media sosial MD Pictures agar tahu berita up-to-date seputar film MD!
MD Pictures (Production House)
Instagram: @mdpictures_official
TikTok: @mdentertainmentofficial
Facebook: MD Pictures
X: @MDPictures
YouTube: MD Pictures
Jurnal Risa by Risa Saraswati (Movie)
Instagram: @jurnalrisa_md