Sutradara Hanung Bramantyo tadinya tidak tertarik menggarap film Dunia Tanpa Suara, film terbaru yang diproduksi MD Pictures, tapi tiba-tiba dirinya jadi super excited. Kira-kira ada apa, ya? Apa alasan Hanung Bramantyo tertarik untuk menggarap film Dunia Tanpa Suara? Yuk, bahas!
Baca juga: Ini 5 Alasan Wajib Nonton Dunia Tanpa Suara di Prime Video!
Ini Alasan Sutradara Hanung Bramantyo Tertarik Garap Film Dunia Tanpa Suara dan Proses Syuting
Buat para fans film Hanung Bramantyo, pasti udah tahu banget karya-karyanya yang mencapai box office. Misalnya Habibie & Ainun, Surga yang Tak Dirindukan, dan Ayat-Ayat Cinta.
Baca juga: Dunia Tanpa Suara, Film Tuna Rungu Wicara Paling Menyentuh
Kali ini, sutradara Hanung Bramantyo kembali menggarap film dengan genre romansa dan drama, tapi dikemas dengan sangat unik, yaitu film Dunia Tanpa Suara yang tayang di Prime Video!
Tadinya, Hanung Bramantyo ragu untuk menggarap film bahasa isyarat ini, turns out, dirinya excited. Cari tahu alasannya tertarik dengan film Dunia Tanpa Suara berikut ini!
Proses Pembuatan Film Dunia Tanpa Suara dan Alasan Tertarik untuk Menggarapnya
Awalnya, Hanung Bramantyo terang-terangan mengatakan bahwa dirinya bosan membuat film love story yang diperankan anak muda. Ketika melihat judul “Dunia Tanpa Suara,” Hanung Bramantyo mengira ini hanyalah sebuah puisi.
“Saya udah underestimate. Ketika baca skenarionya, saya menemukan suatu ketertarikan. Bahwa film ini menyajikan kisah cinta remaja tetapi dihadirkan dengan sebuah bahasa isyarat. Akhirnya, saya mau garap ini,” ujar sutradara Hanung Bramantyo.
Adakah Treatment Khusus untuk Menggarap Film Dunia Tanpa Suara?
Hanung Bramantyo memang menggunakan pendekatan yang berbeda untuk film ini. Hanung Bramantyo bekerja sama dengan salah satu anak muda yang menurutnya memiliki visual bagus. Dari sini, Hanung Bramantyo menyelami dunia anak muda zaman modern.
“Karena itu saya banyak bekerja dengan anak muda biar ter-upgrade. Setelah menemukan treatment warna, visual, musik, saya bener-bener masuk di dalamnya sampe kemudian ketemulah tokoh Arissa sebagai main cast di sini,” katanya.
Bagaimana Hanung Bramantyo Mendalami Karakter Arissa, Karakter Utama yang Tuna Rungu Wicara?
Berdasarkan kacamata Hanung Bramantyo, Arissa adalah karakter yang merupakan seorang teman tuli sedari lahir. Hanung pun ingin bertemu dengan orang yang punya kemampuan atau disablitas yang sama dengan Arissa, karena setiap kali direct sebuah film, Hanung harus dekat dengan karakter utamanya.
Hanung pun bertemu dengan Nada, seorang sutradara sekaligus teman tuli yang memberikan guidance untuk film Dunia Tanpa Suara.
Mulanya, Hanung mencoba untuk menutup telinga selama 10 menit dan merasakan dunia tanpa suara, tapi dirinya merasa tak kuat. “Rasanya seperti saya berada di sebuah negara yang mana tidak ada orang yang bisa berbahasa Indonesia. Saya hanya bisa berkomunikasi dengan tangan atau tulisan,” ujarnya.
Dari situlah, Hanung Bramantyo mencoba memahami apa yang dimakud “dunia tanpa suara” sekaligus menyelami karakter Arissa.
“Bagaimana kesulitannya Arissa, dia punya mimpi tapi ngerasa gak pede untuk mewujudkannya karena ada perbedaan dunia dengan kekasihnya. Itu dulu saya selami, sampai saya merasakan dunia itu betul-betul saya kenali,” tambahnya.
Proses Menemukan Cast Dunia Tanpa Suara untuk Karakter Arissa
Waktu yang diberikan untuk syuting Dunia Tanpa Suara ini tidaklah banyak, melainkan hanya sekitar 3 minggu. Mau tak mau, Hanung Bramantyo memahami script selama 1-2 hari.
Harapan awalnya, dengan waktu singkat ini, karakter Arissa diperankan oleh teman tuli karena Hanung Bramantyo sempat nonton film “Bermula dari A” yang seluruh pemerannya adalah teman-teman tuna rungu dan tuna netra. Namun, untuk film Dunia Tanpa Suara, belum ada teman tuli yang cocok memerankan Arissa.
“Bukan soal paras, tapi yang bener-bener cocok dan dalam waktu yang sangat singkat. Saya diskusi sama MD, ada satu teman tuli, tapi sudah punya anak, secara umur gak match sama karakter Arissa,” kata Hanung Bramantyo.
Sampai pada akhirnya, Hanung Bramantyo bertemu dengan Caitlin Halderman. Caitlin cocok dalam segi paras, umur, dan kecerdasan. Meski begitu, awalnya, Hanung Bramantyo memberikan tantangan pada Caitlin Halderman untuk melakukan hal yang tidak biasa, yaitu menjadi seorang teman tuli dalam waktu 2 minggu untuk belajar segalanya.
“Awalnya Caitlin kaget, tapi dia ngelakuin itu. Selama seminggu hampir lebih dari 4 jam dia bersama Nada yang coaching.” ujar Hanung Bramantyo sembari memuji profesionalitas Caitlin Halderman.
Menurut Hanung Bramantyo, Nada sangatlah membantu sekaligus mengurangi beberapa kata-kata yang terlalu cerewet. Kemudian, Nada mengganti kata-kata tersebut menjadi sesuatu yang lebih bisa dipahami oleh teman-teman dari dunia tanpa suara.
Proses Pengadeganan Film Dunia Tanpa Suara
Nada membantu coaching supaya Caitlin Halderman memahami dunia tanpa suara, baru Hanung Bramantyo berperan untuk membawa Caitlin menjadi Arissa.
Arissa tidak sendiri dalam film Dunia Tanpa Sendiri, tapi dia harus bersinggungan dengan banyak orang, di antaranya ibunya, pacarnya, sahabatnya. “Yang mana pacarnya dan ibunya bukan berasal dari teman tuli, mereka orang yang hidup di dunia bersuara, jadi yang berkebutuhan khusus hanya Arissa,” kata Hanung Bramantyo.
Karena hanya Arissa yang seorang teman tuli, Hanung Bramantyo mengubah beberapa karakter menjadi bagian dari teman-teman tuli juga. Seperti Kania, sahabatnya Arissa. Neneknya serta ayahnya Kania tuna rungu wicara, sehingga Kania sudah terbiasa hidup di antara lingkungan orang-orang yang berbahasa isyarat dan dunia tanpa suara.
Hanung Bramantyo mengatakan, “Ini cara saya biar film ini bisa diterima, dan semoga aja bisa merepresentasikan dunia tanpa suara. Harapan saya, saya kepengen ikut andil dalam dunia mereka.”
Momen Tak Terlupakan bagi Sutradara Hanung Bramantyo
Ada suatu adegan lucu menurut Hanung Bramantyo ketika semua kru sudah bilang “cut” dan bertepuk tangan, tapi Nada justru tidak tepuk tangan. Nada bilang pengadeganannya salah, lalu membantu memperbaiki itu.
Kemudian, ada type of shot yang sering dilakukan di dunia bersuara, misalnya close-up. Justru, di dunia tanpa suara, close-up ini tidak bisa diterapkan, karena bahasa isyarat betul-betul menggunakan tangan.
Jika shot-nya terlalu close-up, gestur bahasa isyarat menggunakan tangan tidak akan terlihat, ditambah lagi si aktor juga tidak bersuara.
“Semua lensa yang close-up pada saat adegan Caitlin kita reduce, kita jadikan medium shot. Sehingga, tangan itu betul-betul bicara. Nah, hal-hal seperti ini yang bikin saya paham tentang dunia baru. Saya merasa senang bisa punya pengalaman dan ilmu baru. Selamat menonton!” papar Hanung Bramantyo.
Itulah interview bersama sutradara Hanung Bramantyo tentang alasannya tertarik menggarap film Dunia Tanpa Suara. Ternyata itulah alasannya, guys, karena Dunia Tanpa Suara memiliki cerita yang unik, mengisahkan cinta tapi dengan bahasa isyarat.
Sebuah dunia baru, dunia tanpa suara, diisi oleh segala drama dan kisah haru, film Dunia Tanpa Suara sudah tayang di Prime Video dan bisa kamu tonton sekarang juga!
Jangan lupa untuk dengerin soundtrack Dunia Tanpa Suara, ‘Celah Bersamamu’ yang dinyanyikan oleh Dee Lestari bersama Barsena Bestandhi di digital streaming platform, ya.